
Pantau - Beberapa sekutu utama mantan Presiden AS Donald Trump dikabarkan menjalin komunikasi dengan tokoh oposisi Ukraina yang berpotensi menjadi pesaing Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam pemilihan mendatang. Laporan ini pertama kali diungkap oleh Politico pada Kamis (6/3), mengutip sumber dari parlemen Ukraina dan pakar kebijakan luar negeri AS.
Menurut laporan tersebut, di antara tokoh yang menjadi perhatian kubu Trump adalah mantan Perdana Menteri Yulia Tymoshenko dan anggota partai Solidaritas Eropa yang dipimpin oleh mantan Presiden Petro Poroshenko. Namun, keduanya secara terbuka menolak ide pemilu sebelum konflik Ukraina berakhir.
"Tokoh-tokoh dari kubu Poroshenko dan Tymoshenko telah melakukan komunikasi dengan orang-orang dari lingkaran Trump. Mereka mencoba memposisikan diri sebagai mitra yang lebih mudah diajak bekerja sama dibandingkan Zelenskyy," ujar seorang pakar kebijakan luar negeri dari Partai Republik.
Baca Juga:
Donald Trump Tebar Ancaman Bubarkan Hamas
Partai Solidaritas Eropa menyatakan bahwa komunikasi mereka dengan kubu Trump bertujuan untuk memastikan pemilu yang bebas dan adil di Ukraina setelah perang berakhir. "Narasi kami bukan untuk mendorong pemilu saat ini, tetapi memastikan bahwa pemilu pascakonflik berlangsung kompetitif dan transparan," ungkap partai tersebut.
Sementara itu, juru bicara Tymoshenko, Natalya Lysova, menolak memberikan komentar terkait laporan tersebut.
Pada Februari lalu, Trump mengkritik Zelenskyy karena enggan menggelar pemilu dan bahkan menyebutnya sebagai "diktator." Ia juga menuduh Zelenskyy hanya ingin mempertahankan aliran dana bantuan dari AS tanpa strategi yang jelas untuk mengakhiri konflik.
Trump menilai bahwa Zelenskyy telah membujuk Washington untuk menggelontorkan dana besar dalam perang yang menurutnya sulit dimenangkan. Tuduhan ini semakin memperkuat spekulasi bahwa kebijakan luar negeri AS terhadap Ukraina dapat berubah drastis jika Trump kembali ke Gedung Putih.
Sumber: Sputnik-OANA
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah
- Editor :
- Ahmad Ryansyah