
Pantau - Kelompok Hamas membebaskan seorang sandera berkewarganegaraan ganda Amerika Serikat dan Israel, Edan Alexander, pada Senin (12/5), saat pertempuran di Jalur Gaza dihentikan sementara.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa Alexander telah diterima setelah proses pemindahannya difasilitasi secara aman oleh Komite Palang Merah Internasional.
Alexander sebelumnya ditahan di Jalur Gaza selama 19 bulan dan saat dibebaskan, Channel 12 Israel melaporkan kondisinya dalam keadaan "buruk".
Penghentian operasi militer dimulai tengah hari pada Senin (12/5), menyusul pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut bahwa jeda pertempuran diberikan demi membuka jalan bagi pembebasan sandera.
Hamas menyatakan bahwa pembebasan ini merupakan isyarat niat baik kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang sedang melakukan kunjungan diplomatik ke kawasan Timur Tengah pekan ini.
Trump Umumkan Pembebasan, Netanyahu Tegaskan Tak Ada Gencatan Senjata
Presiden Donald Trump sebelumnya telah mengumumkan pembebasan Alexander melalui unggahan di media sosial.
"Edan Alexander, sandera Amerika yang diduga tewas, akan dibebaskan oleh Hamas. Berita bagus!" tulis Trump dalam pernyataannya.
Netanyahu mengklaim bahwa pembebasan ini adalah hasil dari kombinasi tekanan militer Israel dan tekanan politik dari Presiden Trump.
Ia juga menyatakan bahwa dirinya telah berbicara langsung melalui sambungan telepon dengan Trump pada hari yang sama dan mendapat jaminan dukungan terhadap Israel.
Meski demikian, Tel Aviv menegaskan bahwa belum ada kesepakatan mengenai gencatan senjata jangka panjang maupun rencana pembebasan sandera lainnya.
- Penulis :
- Balian Godfrey