
Pantau - Sedikitnya 100 warga Palestina tewas dalam serangan militer Israel di Jalur Gaza bagian utara pada Jumat (17/5/2025) dini hari, dalam serangan yang disebut sejumlah pihak sebagai “pembantaian mengerikan”.
Serangan tersebut menghantam wilayah permukiman padat, termasuk Kota Jabalia dan kamp pengungsi, serta dilaporkan menargetkan warga sipil dan paramedis.
Sebuah ambulans turut menjadi sasaran serangan di Jabalia, memperparah situasi darurat kemanusiaan di wilayah tersebut.
Zaher Elayyan, kepala kepolisian Beit Hanoun, termasuk di antara korban tewas dalam serangan itu.
Kepolisian Gaza meminta tekanan dari komunitas internasional terhadap Israel agar menghentikan serangan terhadap aparat kepolisian yang dilindungi hukum internasional.
Puluhan Korban Masih Terjebak, Situasi Kemanusiaan Memburuk
Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, menyatakan bahwa tim penyelamat menemukan 50 jasad dari bawah reruntuhan 11 rumah yang hancur akibat pengeboman Israel.
Lebih dari 50 orang lainnya masih terperangkap di bawah reruntuhan bangunan, sementara upaya penyelamatan terhambat oleh serangan yang terus berlangsung.
Basal juga menyebut bahwa jenazah masih berserakan di jalan-jalan Beit Lahia, Jabalia, kamp pengungsi Jabalia, dan Beit Hanoun, menandakan skala kehancuran yang sangat besar.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 93 jenazah dan lebih dari 200 korban luka telah dibawa ke rumah sakit sejak Jumat dini hari.
Saksi mata menggambarkan kekacauan saat ratusan keluarga terpaksa mengungsi dari Beit Lahia dengan berjalan kaki atau menggunakan gerobak yang ditarik hewan, karena jalan-jalan rusak berat.
Hamas menyebut bahwa lebih dari 250 warga Palestina telah tewas hanya dalam beberapa jam akibat kebijakan scorched earth yang diterapkan oleh Israel.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel terus menggempur Gaza dan telah menyebabkan lebih dari 53.000 kematian, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Israel juga tengah menghadapi gugatan dugaan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ).
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Balian Godfrey