Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Reaktor Maanshan Akhiri Operasi 40 Tahun, Perpanjangan Lisensi Masih Diperdebatkan

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Reaktor Maanshan Akhiri Operasi 40 Tahun, Perpanjangan Lisensi Masih Diperdebatkan
Foto: Taiwan resmi tutup reaktor nuklir terakhir, debat politik dan lingkungan soal masa depan energi mengemuka

Pantau - Reaktor tenaga nuklir terakhir milik Taiwan resmi ditutup pada Sabtu malam (17/5/2025), mengakhiri masa operasional selama 40 tahun sesuai dengan kebijakan penghentian penggunaan energi atom yang diadopsi pemerintah.

Reaktor No. 2 yang ditutup terletak di pembangkit listrik Maanshan, wilayah selatan Daerah Pingtung.

Penutupan ini merupakan bagian dari respons Taiwan terhadap bencana nuklir Fukushima di Jepang pada tahun 2011 yang memperkuat sentimen anti-nuklir di kawasan Asia Timur.

Namun, hanya beberapa hari sebelum penutupan reaktor tersebut, parlemen Taiwan mengesahkan amendemen yang memungkinkan perpanjangan lisensi operasi reaktor selama 20 tahun setelah masa 40 tahun berakhir.

Amendemen ini didukung oleh dua partai oposisi yang kini menjadi mayoritas di legislatif, menentang posisi Partai Progresif Demokratik yang pro-penghentian energi nuklir.

Isu Lingkungan dan Emisi Karbon Jadi Sumber Perdebatan

Komisi Keselamatan Nuklir Taiwan menegaskan bahwa perpanjangan masa pakai reaktor hanya dapat dilakukan jika seluruh persyaratan dan standar keselamatan internasional terpenuhi.

Jika izin perpanjangan disetujui, pengaktifan kembali reaktor Maanshan diperkirakan akan memakan waktu 16 hingga 18 bulan.

Namun, Taiwan Environmental Protection Union menolak rencana tersebut, dengan alasan bahwa seluruh evaluasi peralatan reaktor sejak awal didasarkan pada tolok ukur masa pakai 40 tahun.

Di sisi lain, pendukung energi nuklir menyatakan bahwa reaktivasi akan membantu mengurangi emisi karbon dan polusi udara, serta meningkatkan ketahanan energi nasional.

Pendiri Climate Change Pioneering Alliance, Yang Chia-fa, menekankan bahwa keputusan menyangkut reaktor nuklir seharusnya diambil berdasarkan evaluasi profesional, bukan sekadar pertimbangan politik.

Perdebatan ini mencerminkan ketegangan antara keamanan lingkungan, kebutuhan energi bersih, dan dinamika politik di Taiwan yang tengah bersiap menghadapi masa depan energi nasional tanpa tenaga nuklir aktif.

Penulis :
Balian Godfrey
Editor :
Balian Godfrey