Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Afghanistan Kembali Tolak Seruan Dunia Dirikan Pemerintahan Inklusif, Taliban: Kami Hanya Ikuti Kehendak Rakyat

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Afghanistan Kembali Tolak Seruan Dunia Dirikan Pemerintahan Inklusif, Taliban: Kami Hanya Ikuti Kehendak Rakyat
Foto: Afghanistan kembali tolak desakan internasional soal pemerintahan inklusif, tegaskan hanya ikuti kehendak rakyatnya sendiri.(Sumber: ANTARA/Suwanti/aa.)

Pantau - Otoritas Taliban di Afghanistan kembali menegaskan penolakannya terhadap seruan internasional untuk membentuk pemerintahan inklusif, menyatakan bahwa negara tersebut hanya akan mengikuti kehendak rakyatnya sendiri dan bukan tekanan dari luar.

Penolakan ini disampaikan pada Ahad, 25 Mei 2025, menanggapi pernyataan bersama para pemimpin negara anggota Organisasi Negara-negara Turkik (OTS) yang mendesak pembentukan pemerintahan representatif dan beragam secara etnis di Afghanistan.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, menyatakan bahwa rakyat Afghanistan akan menangani isu-isu dalam negeri sebagai bagian dari kebutuhan nasional.

“Tuntutan dan masukan dari rakyat akan kami pertimbangkan, bukan tekanan dari pihak luar,” tegas Mujahid.

Respons atas Seruan Organisasi Negara-negara Turkik

Pernyataan tersebut muncul sebagai tanggapan terhadap seruan dari para pemimpin Turki, Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Uzbekistan yang tergabung dalam OTS pada 21 Mei.

Dalam pernyataannya, OTS meminta agar Afghanistan membentuk pemerintahan inklusif yang mencerminkan keberagaman etnis di negara tersebut dan mendorong kerja sama dalam pemberantasan terorisme.

Meski demikian, Mujahid menegaskan bahwa Afghanistan tetap berkomitmen menjalin hubungan diplomatik dan kerja sama perdagangan dengan negara-negara Turkik.

Ia juga menegaskan bahwa Afghanistan tidak akan menjadi ancaman bagi negara lain.

Bantuan Ekonomi Diinginkan, Campur Tangan Politik Ditolak

Mujahid meminta negara-negara OTS untuk turut bertanggung jawab dalam mendukung stabilitas Afghanistan, terutama melalui bantuan ekonomi, namun tanpa mencampuri bentuk sistem pemerintahan yang sedang berlangsung.

Otoritas Taliban tetap bersikukuh mempertahankan sistem pemerintahan yang telah berjalan sejak mereka mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021.

Pemerintahan saat ini hanya dijalankan oleh laki-laki dan sebagian besar berasal dari etnis Pashtun, yang merupakan basis utama Taliban.

Seluruh pejabat direkrut dari kalangan internal Taliban tanpa melibatkan kelompok-kelompok etnis atau politik lainnya, meskipun desakan reformasi terus datang dari PBB, negara-negara tetangga, dan Barat.

Penulis :
Balian Godfrey