
Pantau - Menteri Pertahanan Vietnam, Phan Van Giang, menyampaikan bahwa Panduan Tata Perilaku (Code of Conduct/CoC) untuk Laut China Selatan kemungkinan besar akan disahkan pada akhir 2025 atau awal 2026 setelah lebih dari dua dekade perundingan antara ASEAN dan China.
Pernyataan ini disampaikan Phan dalam pidatonya pada forum Dialog Shangri-La ke-22 di Singapura, Sabtu (31/5).
“Saya yakin kita akan mengadopsi Panduan Tata Perilaku untuk Laut Timur, atau yang dikenal juga sebagai Laut China Selatan, pada akhir 2025 atau awal 2026.”
Phan menekankan pentingnya seluruh negara anggota ASEAN, baik yang memiliki garis pantai maupun tidak, untuk meninjau dan menyelaraskan dokumen panduan tersebut secara menyeluruh.
“Semakin banyak waktu yang diinvestasikan untuk mengkaji dan menyelaraskan dokumen seperti ini, maka hasilnya akan semakin efektif.”
Mekanisme Damai untuk Redam Konflik Klaim Wilayah ASEAN-China
Phan menjelaskan bahwa panduan ini akan menjadi mekanisme hukum bersama guna meredam ketegangan dan menyelesaikan konflik di Laut China Selatan secara damai.
“Kita perlu segera mengadopsi mekanisme ini karena akan jauh lebih efektif dalam meredam konflik dibandingkan dengan kondisi sekarang.”
Ia menambahkan bahwa panduan tersebut dirancang untuk menangani berbagai insiden yang melibatkan kapal militer maupun sipil antara negara-negara ASEAN dan China.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo juga menyatakan bahwa ASEAN dan China berkomitmen untuk mengadopsi CoC sebelum tahun 2026.
Saat ini, China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan, termasuk area yang juga diklaim oleh tiga negara ASEAN, yakni Filipina, Vietnam, dan Malaysia.
Panduan Tata Perilaku ini merupakan hasil konsensus bersama dan membutuhkan kontribusi aktif dari seluruh anggota ASEAN dan China.
ASEAN sendiri terdiri dari 10 negara: Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Singapura, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar.
- Penulis :
- Balian Godfrey