Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Boneka Labubu dari China Jadi Tren di Finlandia, Simbol Baru Soft Power Budaya Asia Timur

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Boneka Labubu dari China Jadi Tren di Finlandia, Simbol Baru Soft Power Budaya Asia Timur
Foto: Boneka Labubu dari China Jadi Tren di Finlandia, Simbol Baru Soft Power Budaya Asia Timur(Sumber: ANTARA/Xinhua/Li Ying)

Pantau - Labubu, karakter mainan berbulu dengan gigi mencolok dari merek China Pop Mart, tengah menjadi tren di Finlandia dengan antrean panjang di gerai dan komunitas daring yang terus berkembang.

Antrean dan Kolektor: Labubu Kuasai Pasar Mainan Finlandia

Di pusat perbelanjaan Forum, Helsinki, puluhan orang terlihat mengantre sejak pagi demi mendapatkan salah satu dari hanya 12 boneka Labubu yang tersedia.

Beberapa kolektor bahkan sudah datang sejak pukul 07.00 waktu setempat demi memastikan tidak kehabisan stok.

Kolektor Finlandia menyebut daya tarik mode, kelangkaan, serta hiburan emosional sebagai alasan utama ketertarikan mereka terhadap Labubu.

"Terkadang, ini hanya soal memiliki sesuatu yang kecil dan membahagiakan, terutama di masa-masa sulit seperti sekarang", ungkap salah satu pembeli.

Beberapa penggemar membandingkan karakter Labubu dengan troll dalam mitologi Nordik, menilai ada kemiripan antara desain Asia Timur dan elemen cerita rakyat Nordik.

Labubu diciptakan oleh seniman asal Hong Kong, Kasing Lung, dan dikenal sebagai karakter mirip goblin dengan gigi tajam serta senyum nakal.

Mainan ini biasanya dijual dalam format blind box atau kotak misteri, menambah unsur kejutan dan nilai koleksi.

Labubu pertama kali diperkenalkan pada 2015 melalui seri buku anak-anak The Monsters dan mulai dikenal secara luas sejak 2019, saat menjadi bagian dari koleksi desainer melalui kerja sama dengan Pop Mart.

Peluncuran seri gantungan kunci Exciting Macaron pada Oktober 2023 menjadi titik balik bagi popularitas globalnya.

Pop Mart dan Soft Power China Mendunia lewat Labubu

Hingga saat ini, telah dirilis lebih dari 300 varian Labubu, dengan tagar #Labubu digunakan dalam lebih dari 1,7 juta video di TikTok dan media sosial lainnya.

Pengamat menilai fenomena ini sebagai bagian dari ekspansi soft power China di ranah budaya dan konsumen global.

"Kesuksesan Labubu menunjukkan bahwa kreativitas budaya China diterima oleh audiens global", kata seorang analis.

Keberhasilan Labubu juga tercermin dari kinerja keuangan Pop Mart.

Pada 2024, perusahaan mencatat pendapatan tahunan sebesar 1,8 miliar dolar AS, dengan kontribusi Labubu mencapai hampir 400 juta dolar AS.

Pada kuartal pertama 2025, pendapatan Pop Mart tumbuh antara 165 hingga 170 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Penjualan internasional pun melonjak tajam, dengan pertumbuhan mencapai 475 hingga 480 persen.

Penulis :
Balian Godfrey
Editor :
Tria Dianti