
Pantau - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Iran dan Israel telah mencapai kesepakatan gencatan senjata penuh untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 12 hari.
Pengumuman ini disampaikan Trump melalui akun Truth Social, menyebut gencatan senjata akan dimulai dalam enam jam dari waktu pernyataan dan akan berlangsung selama 12 jam, sebelum dinyatakan berakhir sepenuhnya dalam 24 jam.
"SELAMAT UNTUK SEMUANYA! Telah disepakati secara penuh oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan dilakukan GENCATAN SENJATA Penuh (kira-kira dalam 6 jam dari sekarang, ketika Israel dan Iran telah meredakan dan menyelesaikan misi akhir yang masih berjalan!), untuk 12 jam, di mana Perang akan dianggap BERAKHIR!", tulis Trump.
Iran Mulai Lebih Dulu, Israel Menyusul
Trump menjelaskan bahwa Iran akan terlebih dahulu mematuhi gencatan senjata, kemudian diikuti oleh Israel dalam kurun waktu 12 jam berikutnya.
Ia menekankan bahwa masing-masing pihak harus tetap damai dan menghormati kesepakatan selama masa gencatan senjata berlangsung.
Trump memuji kedua negara sebagai pihak yang memiliki "stamina, keberanian, dan kecerdasan" untuk memilih mengakhiri konflik, serta menyebut perang ini berpotensi meluas menjadi konflik berkepanjangan jika tidak dihentikan.
"Ini adalah Perang yang bisa terjadi bertahun-tahun, dan menghancurkan seluruh Timur Tengah, tapi nyatanya tak terjadi, dan tak akan terjadi!", tambahnya.
Pernyataan tersebut ditutup dengan kalimat, "Tuhan berkati Israel, Tuhan berkati Iran, Tuhan berkati Timur Tengah, Tuhan berkati Amerika Serikat, dan TUHAN BERKATI DUNIA!"
Kronologi Ketegangan Iran-Israel
Ketegangan dimulai pada 13 Juni 2025 saat Israel meluncurkan serangan ke wilayah Iran dengan tuduhan bahwa Teheran mengembangkan program nuklir militer secara rahasia.
Iran kemudian membalas dengan Operasi "True Promise III", menargetkan sejumlah wilayah penting di Israel.
Pada 22 Juni, Amerika Serikat resmi terlibat dengan meluncurkan serangan udara ke tiga fasilitas nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan.
Sebagai balasan, Iran menyerang Pangkalan Militer AS Al Udeid di Qatar menggunakan rudal balistik.
Meskipun demikian, Iran tetap bersikeras bahwa program nuklir mereka hanya untuk tujuan damai dan bukan untuk pengembangan senjata nuklir.
Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, menyatakan pada 18 Juni bahwa tidak ada bukti Iran mengembangkan senjata nuklir.
Hal ini diperkuat oleh laporan intelijen AS yang dirilis CNN pada 17 Juni, menyimpulkan bahwa Iran tidak secara aktif mengejar pengembangan senjata nuklir.
- Penulis :
- Balian Godfrey