Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Kremlin: Putaran Ketiga Perundingan Rusia–Ukraina Tunggu Pertukaran Tawanan Rampung

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Kremlin: Putaran Ketiga Perundingan Rusia–Ukraina Tunggu Pertukaran Tawanan Rampung
Foto: Kremlin: Putaran Ketiga Perundingan Rusia–Ukraina Tunggu Pertukaran Tawanan Rampung(Sumber: ANTARA/Anadolu/py/pri.)

Pantau - Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa putaran ketiga perundingan antara Rusia dan Ukraina akan dijadwalkan setelah seluruh proses pertukaran tawanan perang selesai dilaksanakan.

Dalam jumpa pers di Moskow pada Kamis, 26 Juni 2025, Peskov menjelaskan bahwa kedua pihak saat ini masih melaksanakan perjanjian kemanusiaan yang telah disepakati pada pertemuan putaran kedua di Istanbul, 2 Juni 2025.

"Setelah semua prosedur yang disepakati, termasuk pertukaran, selesai, maka akan tiba saatnya untuk menentukan tanggal putaran ketiga", ujarnya.

Pertukaran Tawanan Skema “Seribu untuk Seribu”

Dalam perundingan 2 Juni lalu, Rusia dan Ukraina menyetujui skema pertukaran "seribu untuk seribu", termasuk pemulangan tawanan yang sakit parah dan prajurit berusia di bawah 25 tahun.

Langkah ini dianggap sebagai bagian dari upaya membangun kembali kepercayaan kedua pihak di tengah konflik yang masih berlangsung.

Kremlin Soroti Sikap Barat dan Isu Global Terkait

Peskov juga menanggapi sejumlah pernyataan dari pejabat dan politisi Barat terkait konflik.

Ia mengatakan bahwa Moskow masih menginginkan agar Washington tetap memainkan peran sebagai mediator dalam penyelesaian konflik Ukraina.

Menanggapi pernyataan utusan AS Steve Witkoff yang menyebut situasi di Iran dapat menjadi peluang penyelesaian krisis Ukraina, Peskov menyebut perbandingan tersebut tidak relevan.

"Situasi tersebut pada dasarnya tidak dapat dibandingkan", tegasnya.

Peskov menyebut bahwa konflik dan serangan Israel terhadap Iran "sama sekali tidak beralasan", sementara "operasi militer khusus" Rusia memiliki latar belakang yang sudah diketahui semua pihak.

Ia juga menolak pendekatan perdamaian melalui kekuatan sebagai solusi untuk konflik dengan Rusia.

Menurutnya, strategi semacam itu tidak akan menghasilkan apa pun.

Kritik Tajam ke Eropa dan Narasi “Ancaman Rusia”

Menanggapi narasi ancaman Rusia yang kerap disuarakan oleh politisi Eropa, Peskov menyebut bahwa Barat telah menciptakan “ancaman fiktif” guna memeras anggaran dari pembayar pajak mereka.

Menurutnya, pendekatan ini digunakan untuk membenarkan peningkatan dana militer, terutama untuk mendukung persenjataan Ukraina.

Ia menyayangkan bahwa Eropa justru memilih jalur militeristik dalam kebijakan regionalnya.

Peskov menambahkan bahwa Presiden Vladimir Putin dan mantan Presiden AS Donald Trump tidak pernah mendiskusikan ancaman Rusia terhadap Eropa.

"Orang-orang serius tidak pernah mendekati pertanyaan ini dengan serius", katanya.

Penulis :
Aditya Yohan