Pantau - Pemerintah China memilih tidak memberikan tanggapan atas pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump yang menyebut calon pembeli TikTok sebagai “sekelompok orang yang sangat kaya” di tengah tekanan Amerika Serikat terhadap ByteDance.
Dalam konferensi pers, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menegaskan bahwa Beijing telah menyampaikan posisinya mengenai TikTok.
"Kami telah menjelaskan posisi China tentang TikTok lebih dari sekali. Saya tidak punya informasi untuk ditambahkan," ujarnya.
Tekanan AS terhadap TikTok dan Peran Donald Trump
Donald Trump, yang kembali berpengaruh dalam kebijakan menjelang pelantikannya pada 19 Januari 2025, mengklaim bahwa AS telah menemukan calon pembeli TikTok.
"Itu adalah sekelompok orang yang sangat kaya… Saya pikir saya mungkin memerlukan persetujuan Tiongkok, saya pikir Presiden Xi mungkin akan melakukannya," ungkap Trump.
Mahkamah Agung AS sebelumnya mendukung undang-undang yang disahkan pada April 2024, yang mengharuskan ByteDance menjual sebagian saham TikTok kepada pihak non-China.
Jika tidak dilakukan, TikTok dapat dilarang di Amerika Serikat atas alasan keamanan nasional.
UU tersebut memberi batas waktu 270 hari kepada ByteDance, atau hingga 19 Januari 2025, untuk menyelesaikan proses pelepasan kepemilikan.
Mahkamah Agung AS menyatakan bahwa aturan tersebut tidak melanggar Amandemen Pertama Konstitusi AS yang menjamin kebebasan berpendapat.
Sehari sebelum pelantikan, Trump sempat meminta Mahkamah Agung menunda penerapan aturan itu demi membuka ruang negosiasi.
Tenggat waktu penyerahan kendali operasi TikTok di AS kemudian diperpanjang hingga 17 September 2025.
Nama-Nama Pembeli Potensial dan Sikap TikTok
Beberapa pihak yang disebut sebagai pembeli potensial TikTok termasuk kreator konten Mr Beast, perusahaan teknologi Perplexity AI, dan investor Kevin O'Leary dari acara Shark Tank.
TikTok saat ini melayani lebih dari 170 juta pengguna di Amerika Serikat dan mengklaim telah mendukung pertumbuhan lebih dari 7 juta usaha kecil.
Dalam pernyataan resminya, TikTok menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dengan pemerintahan Trump.
TikTok menyebut upaya tersebut bertujuan mencari "solusi jangka panjang yang menjaga keberadaan TikTok" di pasar Amerika.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
