Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Studi: Gelombang Panas Eropa Sebabkan 2.300 Kematian, Perubahan Iklim Jadi Faktor Utama

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Studi: Gelombang Panas Eropa Sebabkan 2.300 Kematian, Perubahan Iklim Jadi Faktor Utama
Foto: Studi: Gelombang Panas Eropa Sebabkan 2.300 Kematian, Perubahan Iklim Jadi Faktor Utama (Sumber: ANTARAXinhua/Cristian Cristel.)

Pantau - Gelombang panas ekstrem yang melanda Eropa sejak akhir Juni 2025 diperkirakan telah menyebabkan sekitar 2.300 kematian, dengan sekitar 1.500 di antaranya secara langsung dikaitkan dengan dampak perubahan iklim.

Penelitian ini dilakukan oleh ilmuwan dari Imperial College London dan London School of Hygiene and Tropical Medicine, yang menyimpulkan bahwa perubahan iklim telah melipatgandakan risiko kematian akibat suhu panas di awal musim panas tahun ini.

“Temuan analisis ini dan banyak lainnya sangat jelas: suhu panas ekstrem di seluruh Eropa meningkat dengan cepat akibat perubahan iklim yang disebabkan manusia,” tulis laporan tersebut.

Penelitian di 12 Kota, Suhu Naik hingga 4 Derajat Celsius

Para peneliti memantau 10 hari gelombang panas, dari tanggal 23 Juni hingga 2 Juli 2025, dan menganalisis dampaknya di 12 kota besar Eropa, yakni London, Paris, Frankfurt, Budapest, Zagreb, Athena, Roma, Milan, Sassari, Barcelona, Madrid, dan Lisbon.

Selama periode tersebut, kota-kota tersebut mengalami peningkatan suhu hingga 4 derajat Celsius dari rata-rata normal.

Studi juga memperingatkan bahwa frekuensi dan intensitas gelombang panas di Eropa diperkirakan akan terus meningkat dan menimbulkan lebih banyak korban jiwa.

Layanan Perubahan Iklim Copernicus dari Uni Eropa mencatat bahwa Juni 2025 merupakan bulan Juni terpanas ketiga secara global.

“Juni 2025 mencatatkan gelombang panas luar biasa yang berdampak pada sebagian besar Eropa barat, dengan sebagian besar wilayah mengalami tekanan panas yang sangat kuat,” ungkap lembaga tersebut.

Suhu panas ekstrem ini diperburuk oleh rekor suhu permukaan laut di kawasan Mediterania barat yang memicu peningkatan kelembapan dan memperparah tekanan panas.

Samantha Burgess, pimpinan strategis untuk urusan iklim di Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa, menegaskan bahwa gelombang panas akan menjadi lebih sering dan lebih parah.

Gelombang panas mendatang diperkirakan akan berdampak pada populasi yang lebih luas di seluruh Eropa.

Penulis :
Ahmad Yusuf