HOME  ⁄  Internasional

China Kecam Buku Putih Pertahanan Jepang 2025: Tuduhan Ancaman Militer Dinilai Keliru dan Provokatif

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

China Kecam Buku Putih Pertahanan Jepang 2025: Tuduhan Ancaman Militer Dinilai Keliru dan Provokatif
Foto: (Sumber: Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (15/7/2025). ANTARA/Desca Lidya Natalia.)

Pantau - Pemerintah Tiongkok secara tegas membantah isi Buku Putih Pertahanan Jepang 2025 yang menyebut aktivitas militer China sebagai ancaman terhadap keamanan nasional Jepang dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik.

China Tegaskan Taiwan Urusan Dalam Negeri dan Kebijakan Militernya Bersifat Defensif

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa laporan Jepang tersebut mencerminkan persepsi yang salah dan mencampuri urusan dalam negeri China, khususnya terkait Taiwan dan Laut China Timur.

"Buku putih tersebut mencerminkan persepsi yang salah tentang China, mencampuri urusan dalam negeri China, dan menyebarkan 'ancaman China' yang keliru. China sangat menyesalkan dan menentang keras hal ini, dan telah mengajukan protes kepada Jepang," ujar pernyataan resmi China pada Selasa, 15 Juli 2025.

China menekankan bahwa Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayahnya dan penyelesaian isu Taiwan merupakan urusan internal China.

Tiongkok juga menegaskan bahwa kebijakan pertahanannya bersifat defensif, dan kerja sama militernya dengan negara lain dilakukan sesuai dengan hukum dan praktik internasional.

"Kerja sama militer China dengan negara lain sepenuhnya konsisten dengan hukum dan praktik internasional," tambahnya.

Jepang Soroti Aktivitas Militer China, Termasuk di Senkaku dan Laut China Selatan

Buku Putih Pertahanan Jepang 2025, yang dipresentasikan dalam rapat Kabinet Jepang, menyebut bahwa China secara signifikan meningkatkan anggaran pertahanan dan kemampuan militernya secara kualitatif dan kuantitatif.

Jepang juga mencatat peningkatan aktivitas militer China di wilayah sekitar Jepang, termasuk Laut China Timur, Laut Jepang, dan Samudera Pasifik Barat.

Dokumen itu menyoroti sejumlah insiden sepanjang 2024 dan 2025, seperti pelanggaran wilayah udara Jepang oleh pesawat militer China serta kehadiran kapal induk dan helikopter China di sekitar Kepulauan Senkaku.

Tokyo menuduh Beijing mencoba mengubah status quo secara sepihak dan dengan paksaan di kawasan tersebut.

Selain itu, aktivitas China di Laut China Selatan juga dinilai bertentangan dengan tatanan kelautan internasional dan dikaitkan dengan pembangunan pangkalan militer baru.

Peringatan dari Beijing dan Tuduhan Kolaborasi Militer dengan Rusia

China menegaskan bahwa tahun 2025 menandai peringatan 80 tahun kemenangan Perang Perlawanan Rakyat China Melawan Agresi Jepang dan Perang Anti-Fasis Dunia.

"Kami mendesak Jepang untuk merenungkan secara mendalam kejahatan historisnya, mengambil pelajaran dari sejarah, dan berhenti mencari dalih untuk pengembangan militernya dengan mengungkit 'ketegangan' di kawasan dan isu-isu terkait China," tegas pemerintah China.

Tiongkok juga mengingatkan Jepang agar tidak kehilangan kepercayaan dari negara-negara tetangga dan komunitas internasional.

Dalam dokumen buku putih tersebut, Jepang turut menyebut bahwa China memperkuat kerja sama militer dengan Rusia, termasuk latihan bersama seperti penerbangan pesawat pengebom dan navigasi laut di sekitar Jepang.

Kolaborasi itu disebut sebagai bentuk unjuk kekuatan, diiringi dengan tuduhan bahwa China dan Rusia memperluas kemampuan mereka dalam operasi siber dan gangguan terhadap sistem luar angkasa.

Penulis :
Aditya Yohan