Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Sejarah Persahabatan AS-China di Balik Perang Dunia: Kiprah Claire Chennault dan Awal Pertahanan Udara China

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Sejarah Persahabatan AS-China di Balik Perang Dunia: Kiprah Claire Chennault dan Awal Pertahanan Udara China
Foto: (Sumber: Salah satu sudut museum "Flying Tigers Memorial Hall" di kota Huaihua, provinsi Hunan, China. ANTARA/Desca Lidya Natalia.)

Pantau - Di tengah ketegangan dan persaingan yang terus meningkat antara China dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir, sejarah mencatat bahwa kedua negara ini pernah menjadi sekutu erat, khususnya pada masa awal Perang Dunia II.

Hubungan antara China dan AS saat ini penuh dengan saling sikut, intrik politik, serta persaingan ekonomi dan militer, meskipun para pemimpin dari kedua negara sudah saling bertemu dan berkomunikasi melalui sambungan telepon.

Namun, jauh sebelum itu, tepatnya pada awal 1930-an, kedua negara justru menjalin kerja sama strategis dalam menghadapi ancaman eksternal, khususnya dari Kekaisaran Jepang.

Invasi Jepang dan Krisis Internal China

China saat itu tengah dilanda perang saudara antara pasukan Nasionalis di bawah pimpinan Chiang Kai-shek dan pasukan Komunis yang dipimpin Mao Zedong bersama Zhou Enlai.

Perpecahan juga meluas ke kalangan panglima perang lokal yang semakin memperburuk situasi internal China.

Pada tahun 1931, Jepang menginvasi wilayah Manchuria yang kini mencakup provinsi Liaoning, Jilin, dan Heilongjiang, memaksa pasukan China mundur ke wilayah selatan.

Sebagai respons awal atas kondisi tersebut, pada tahun 1932, Amerika Serikat mengirim misi militer untuk mendirikan sekolah pelatihan penerbangan pertama di China, dipimpin oleh Kolonel Jack Jouett.

Para perwira cadangan Angkatan Udara AS diterjunkan untuk melatih kadet China dalam hal penerbangan dan strategi militer udara.

Namun, upaya ini gagal akibat persoalan politik domestik di China yang menghambat kelangsungan program pelatihan tersebut.

Peran Claire Chennault dan Awal Sistem Pertahanan Udara

Pada tahun 1937, saat situasi semakin genting, Claire L. Chennault, seorang pensiunan kapten Angkatan Udara AS yang dikenal sebagai pilot veteran Perang Dunia I dan pakar aerobatik, datang ke China.

Chennault berhasil menegosiasikan kontrak dua tahun dengan Angkatan Udara Nasionalis China (CAF), termasuk masa percobaan selama tiga bulan untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kekuatan udara China.

Ia diberi gaji seribu dolar AS per bulan dan izin untuk menerbangkan pesawat mana pun milik militer China.

Selain bertugas melatih pilot tempur, Chennault menciptakan sistem jaringan peringatan dini dengan memanfaatkan teknologi sederhana seperti telepon dan radio.

Ia membentuk jaringan pos pengamatan dan pelaporan yang dapat mengirim informasi langsung ke markas komando.

Dengan memetakan posisi pos-pos tersebut, hanya diperlukan beberapa laporan untuk menentukan jalur serangan dan kecepatan pesawat tempur Jepang.

Sistem ini terbukti efektif dalam memungkinkan pasukan udara China mencegat serangan Jepang secara tepat waktu.

Penulis :
Ahmad Yusuf