
Pantau - Palestina mendesak jurnalis dan asosiasi pers internasional untuk bersuara dan bertindak melindungi wartawan Palestina, sekaligus melawan upaya Israel mendelegitimasi kerja mereka.
Tuduhan dan Seruan Aksi
Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut Israel sebagai "pembunuh wartawan paling berbahaya" karena 230 jurnalis di Gaza telah menjadi korban.
Menurut Palestina, kebijakan kriminal Israel bertujuan membunuh saksi mata genosida dan menghilangkan bukti kejahatan, serta menjadi bagian dari pembersihan etnis jangka panjang dan sistematis.
Palestina menyerukan agar jurnalis dunia menolak narasi kebohongan, propaganda, dehumanisasi, dan upaya delegitimasi terhadap jurnalis Palestina.
"Tak ada jurnalis yang boleh terlibat dalam penghasutan dan pembunuhan jurnalis lain," tegas Kemlu Palestina.
Penghormatan dan Korban Terbaru
Palestina memuji wartawan yang tetap menjalankan tugas profesional dan berkomitmen pada kebenaran meski dalam kondisi buruk, menyebut mereka "pahlawan yang seharusnya dihormati, bukan dihina".
Empat jurnalis Al Jazeera — Anas Al Sharif, Mohammed Qreiqeh, Ibrahim Zaher, dan Mohammed Noufal — tewas akibat serangan roket Israel pada 10 Agustus 2025 di depan RS Al Shifa, Kota Gaza.
Dalam insiden yang sama, seorang warga Palestina juga dilaporkan meninggal dunia.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf