
Pantau - Pemerintah China menggelar parade militer besar-besaran di Lapangan Tiananmen, Beijing, pada Rabu, 3 September 2025, untuk memperingati 80 tahun penyerahan resmi Jepang dalam Perang Dunia II.
Parade tersebut memperlihatkan soliditas antara Presiden Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang hadir bersama dalam acara tersebut.
Presiden Xi dijadwalkan menyampaikan pidato khusus terkait kemenangan China dalam Perang Perlawanan terhadap Agresi Jepang 1937–1945 serta kontribusi China dalam Perang Anti-Fasis Dunia.
Parade Jadi Sinyal Politik Internasional, Barat Absen
Acara ini tidak dihadiri oleh para pemimpin negara besar Barat, dan dinilai sebagai sinyal tantangan terbuka terhadap Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Selain Putin dan Kim Jong Un, lebih dari 20 pemimpin negara asing turut diundang, termasuk Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Mantan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama juga hadir sebagai tamu kehormatan, meski tidak memiliki afiliasi dengan pemerintahan Jepang saat ini yang dipimpin PM Shigeru Ishiba.
China Pamerkan Rudal Hipersonik dan Teknologi Militer Baru
Parade berlangsung selama 70 menit dan melibatkan 45 formasi pasukan militer.
China memamerkan berbagai senjata mutakhir produksi dalam negeri yang masih aktif digunakan, termasuk jet tempur, perlengkapan intelijen nirawak, dan rudal hipersonik.
Parade ini menjadi yang pertama sejak 2019, ketika China memperingati 70 tahun berdirinya negara tersebut.
Sebelumnya, parade besar juga digelar pada tahun 2015 untuk memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II, yang juga dihadiri oleh Xi Jinping dan Vladimir Putin.
Media pemerintah China turut mengingatkan momen historis serupa pada Oktober 1959, ketika Mao Zedong menghadiri parade militer bersama pemimpin Soviet Nikita Khrushchev dan pendiri Korea Utara Kim Il Sung.
Kala itu, parade digelar untuk memperingati satu dekade berdirinya negara komunis China.
Pengamanan dalam acara tahun ini berlangsung sangat ketat, dengan penutupan layanan kereta bawah tanah, bus, dan pembatasan lalu lintas di pusat kota Beijing demi kelancaran jalannya acara.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti