
Pantau - NATO pada Jumat 12 September 2025 mengumumkan pembentukan Komando Pusat Timur baru untuk memperkuat sayap timurnya setelah serangkaian pelanggaran wilayah udara sekutu oleh drone Rusia.
Insiden Pelanggaran Udara oleh Drone Rusia
NATO menyebut insiden drone Rusia yang masuk ke wilayah Polandia sebagai pelanggaran terbesar hingga saat ini.
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menanggapi insiden tersebut yang terjadi pada Rabu 10 September 2025.
"Kecerobohan Rusia di udara di sepanjang sayap timur kami semakin sering terjadi. Kami telah menyaksikan drone melanggar wilayah udara kami di Rumania, Estonia, Latvia, dan Lituania, baik disengaja maupun tidak, hal itu berbahaya dan tidak dapat diterima," ungkap Rutte.
Ia menegaskan bahwa "tugas inti" NATO adalah mencegah agresi dan melindungi semua anggotanya dari ancaman.
Rutte juga mengumumkan, "Hari ini … NATO meluncurkan Komando Pusat Timur untuk memperkuat postur kami lebih jauh di sepanjang sayap timur kami."
" Dengan kontribusi dari Denmark, Prancis, Inggris, Jerman, dan negara-negara lain, aktivitas militer ini akan dimulai dalam beberapa hari mendatang," tambahnya.
Respon NATO dan Sikap Polandia
Panglima Tertinggi Sekutu Eropa, Jenderal Alexus Grynkewich, menyatakan bahwa inisiatif tersebut akan "fleksibel dan tangkas, memberikan pencegahan dan pertahanan yang lebih terfokus tepat kapan dan di mana dibutuhkan."
Ia menekankan bahwa "kunci dari hal ini adalah desain pertahanan yang sepenuhnya baru", beralih dari pengawasan udara dan pertahanan darat yang terpisah menjadi "pendekatan yang komprehensif dan terpadu."
Menurutnya, dengan tambahan kekuatan NATO akan "mampu menutup celah, memusatkan pasukan di tempat yang perlu dipertahankan pada saat ancaman tertentu, dan akan memiliki komunikasi yang jauh lebih baik di seluruh sisi timur."
Grynkewich menegaskan, "Polandia dan warga negara dari seluruh aliansi harus yakin dengan respons cepat kami awal pekan ini dan pengumuman penting kami hari ini (bahwa) NATO akan terus mempertahankan setiap jengkal wilayahnya."
Pemerintah Polandia sebelumnya menyatakan wilayah udaranya dilanggar oleh drone saat terjadi serangan udara semalam antara Rusia dan Ukraina.
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menegaskan pasukan tersebut adalah pasukan Rusia, dengan otoritas Polandia mencatat ada 19 pelanggaran wilayah udara.
Kementerian Pertahanan Rusia membantah adanya niat untuk menyerang target di Polandia, dengan menyebut serangan itu menargetkan perusahaan kompleks industri militer Kiev di Ukraina barat.
Kementerian tersebut juga menyatakan kesiapan Moskow untuk membahas insiden itu dengan pejabat Polandia.
- Penulis :
- Leon Weldrick