
Pantau.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menolak penyidik internasional yang menuding Rusia menggunakan rudal untuk menembak jatuh pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH17 di Ukraina.
Ketika ditanya apakah sudah waktunya bagi Rusia untuk mengakui bertanggung jawab atas penembakan pesawat itu, Putin dengan tegas mengatakan tidak ada yang mengakui.
"Rusia tidak pernah menghindari tanggung jawab yang sebenarnya harus ditanggung. Apa yang dikatakan bukti dengan menuding Rusia sangat tidak memuaskan kita. Kami percaya tidak ada bukti sama sekali," kata Putin, dalam sebuah wawancara, Kamis, 20 Juni 2019.
Baca juga: Ini Identitas 4 Tersangka Penembakan Pesawat MH17 di Ukraina
Melansir RT, Jumat (21/6/2019), Putin mengatakan bahwa Rusia memiliki penyelidikannya dan buktinya sendiri, namun tak ada negara yang ingin mendengarkannya.
"Kami memiliki versi kami sendiri, namun sayangnya tak ada yang ingin mendengarkan kami. Selama ini kita tidak memiliki dialog yang nyata, kami tidak akan menemukan jawaban yang tepat untuk kejadian ini. Kita tentu berduka, dan kita percaya tindakan semacam itu tak dapat ditoleransi," tambahnya.
Rusia percaya bahwa rudal tersebut milik Ukraina dan bahwa penyelidikan JIT bias dan telah diarahkan untuk menuduh Rusia, terlepas dari bukti sebaliknya.
Sebuah tim investigasi bersama (JIT) menyatakan tiga warga Rusia, yaitu Igor Girkin, Sergei Dubinsky, dan Oleg Poelatov serta seorang warga Ukraina Leonid Kharchenko akan didakwa oleh pengadilan Belanda pada Maret 2020.
Diketahui, pesawat Malaysia Airlines Boeing 777 itu sedang terbang di atas wilayah udara Ukraina Utara, ditembak jatuh oleh kelompok separatis pro-Rusia dengan rudal darat ke udara jenis BUK.
Baca juga: Mahathir: Tudingan ke Rusia Soal Penembakan Pesawat MH17 Itu Konyol
Ketua tim penuntut Fred Westerbeke mengatakan, keempat orang itu bertanggung jawab membawa alat peluncur rudal BUK-M1 ke sebuah lapangan di Pervomaisky, Ukraina Timur, di mana rudal itu ditembakkan. Dia mengatakan keempat tersangka yang diperkirakan sekarang tinggal di Rusia dan Ukraina akan masuk dalam daftar buruan internasional.
Westerbeke mengatakan tiga tertuduh warga Rusia tersebut memiliki latar belakang militer dan intelejen.
Igor Girkin (48) adalah mantan kolonel di Badan Keamanan Federal Rusia (FSB), Sergei Dubinsky (56) pernah menjadi staf Dinas Intelejen Militer Rusia, dan Oleg Poelatov (52) adalah mantan tentara di unit komando khusus yang dikenal dengan nama GRU. Sementara seorang warga Ukraina Leonid Kharchenko (47) menurut Westerbeke tidak memiliki latar belakang militer.
- Penulis :
- Noor Pratiwi