
Pantau.com - Kenangan buruk 9 tahun lalu kembali menghantui warga Jepang, setelah gempa berkekuatan7,3 SR mengguncang negeri sakura tersebut pada Sabtu, 13 Februari 2021.
Hoshino, seorang penjual minuman alkohol di Kota Iwaki mencium bau alkohol yang berjatuhan akibat gempa besar di negaranya. Ia menyapu sekitar 20 botol alkohol ke dalam plastik sampah bar miliknya. Toko bar miliknya tersebut berada sekitat 200 km (124mil) dari pusat gempa di Utara Tokyo.
Gempa tersebut diperkirakan sebagai gempa susulan dari gempa sebelumnya yang terjadi pada tahun 2011 silam. “Kami terkena pandemi virus korona, jadi kami berharap untuk membuka kembali toko kami, dan sekarang ada kejadian ini,” ia merujuk komentarnya pada keadaan darurat, yang diberlakukan secara lokal dan telah menutup barnya sejak bulan januari.
Sebelum terjadinya gempa pada Sabru kemarin, kebijakan keadaan darurat yang diterapkan akan dicabut pada hari Senin ini. “Satu demi satu terjadi,” tambah Hoshino.
Baca juga: Kondisi Terkini Jepang Usai Diguncang Gempa Besar Magnitudo 7,3
Gempa tersebut menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada rumah warga. Sedangkan di daerah Fukushima yang cukup dekat dengan episentrum gempa, terdapat 100 orang terluka akibat gempa berkekuatan 7,3 magnitudo.
Menurut Badan Metereologi Jepang, gempa yang terjadi pada Sabtu malam tersebut merupakan susulan dari gempa pada 11 Maret 2011 silam. Gempa yang saat itu menyebabkan tsunami di wilayah timur laut kepulauan Jepang dan menelan korban sebanyak 20.000 jiwa. Badan Metereologi Jepang pun memperingatkan akan gempa susulan yang akan terjadi beberapa hari kedepan.
Hoshino mengatakan, gempa pada Sabtu malam tersebut membawa kembali kenangan menakutkan. Tak hanya kenangan yang menakutkan, akan tetapi juga menyebabkan trauma yang mendalam terhadap Hoshino dan seluruh masyarakat Jepang.
“Tubuh saya segera bereaksi, dan saya tidak bisa berhenti bergetar. Kaki saya juga gemetar, tapi saya tidak bisa mengukur apakah lebih aman untuk lari atau diam, jadi akhirnya saya melakukan tarian kecil yang aneh,” ujar Hoshino.
Baca juga: KBRI Tokyo: Tidak Ada WNI jadi Korban Gempa Besar di Jepang
Menurut data Televisi Nasional NHK, sedikitnya terdapat 121 korban terluka dan termasuk korban patah tulang. Namun belum diketahui apakah terdapat korban jiwa akibat gempa tersebut.
Sedangkan di Ibu Kota Jepang, Tokyo, gempa berkekuatan 7,3 tersebut menyebabkan putusnya aliran listrik untuk ribuan bangunan di wilayah timur dan timur laut Jepang. Namun pada pagi hari listrik sudah kembali menyala.
Akibat dari gempa tersebut, hampir ribuan rumah masyarakat Jepang tak dapat mendapatkan air bersih. Oleh karena itu banyak warga masyarakat Jepang yang mengantre dengan membawa kendi kecil dari truck-truck pemasok air bersih.
Tidak terjadi tsunami, serta tidak ada laporan mengenai ketidakwajaran pada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Fukushima. Peristiwa gempa pada Sabtu malam tersebut mengingatkan setiap orang di Jepang akibat gempa 11 Maret 2011 yang mengerikan tersebut.
- Penulis :
- Syahrul