Pantau Flash
HOME  ⁄  K-Entertainment

Coldplay Gelar Konser Ramah Lingkungan di Korea, Jadi Inspirasi Global Lewat Musik dan Aksi Iklim

Oleh Peter Parinding
SHARE   :

Coldplay Gelar Konser Ramah Lingkungan di Korea, Jadi Inspirasi Global Lewat Musik dan Aksi Iklim
Foto: Konser Coldplay di Goyang bawa pesan kuat soal lingkungan lewat musik dan aksi nyata.

Pantau - Coldplay menggelar konser kedua mereka di Korea bertajuk "LIVE NATION PRESENTS COLDPLAY: MUSIC OF THE SPHERES DELIVERED BY DHL" pada 16 April 2025 di Stadion Goyang, Provinsi Gyeonggi, yang dihadiri sekitar 50.000 orang, menjadikannya salah satu konser terbesar oleh artis internasional di negara tersebut.

Musik, Teknologi, dan Kepedulian Lingkungan Menyatu di Panggung

Dengan total enam pertunjukan pada 16, 18, 19, 22, 24, dan 25 April, Coldplay diperkirakan akan menarik sekitar 300.000 penonton di Korea.

Namun, bukan hanya skala yang jadi sorotan, konser ini mencuri perhatian dunia karena konsep ramah lingkungannya yang inovatif.

Penonton dilarang membawa botol air plastik sekali pakai.

Sebagai gantinya, hanya botol air berbahan plastik atau silikon yang bisa digunakan ulang yang diperbolehkan masuk.

Stasiun air disediakan di berbagai titik lokasi konser, dan air minum juga ditawarkan dalam kemasan kertas steril.

Seorang penonton, Kim Seo-rin, menyatakan dukungannya terhadap langkah Coldplay dan bahkan membawa gelas sendiri sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Konser juga menyajikan video edukatif mengenai penggunaan sebagian hasil penjualan tiket untuk restorasi hutan, pembersihan laut, teknologi penangkapan karbon, serta dukungan terhadap kebijakan lingkungan.

Coldplay juga mengadopsi teknologi seperti lantai kinetik dan sepeda pembangkit listrik untuk mengubah energi gerakan penonton menjadi listrik.

Selain itu, gelang tangan LED ramah lingkungan bernama ‘Gyro Band’ dibagikan kepada penonton dan dikumpulkan kembali setelah konser, dengan tingkat pengembalian mencapai 96% di konser pertama dan meningkat jadi 98% di konser kedua.

Tren Global, Peran Coldplay, dan Harapan untuk K-pop

Coldplay dikenal memulai kembali tur mereka pada 2021 setelah sempat menghentikannya pada 2019 karena kekhawatiran terhadap emisi karbon.

Mereka menargetkan pengurangan emisi lebih dari 50%.

Rata-rata, festival musik dunia menghasilkan 500 ton emisi karbon dalam tiga hari, sementara Coachella mencatat hingga 1.600 ton sampah per festival, dengan hanya 20% yang berhasil didaur ulang.

Beberapa festival besar seperti Glastonbury sudah melarang botol plastik sejak 2019 dan pada 2023 dioperasikan sepenuhnya dengan energi terbarukan.

MIT juga merilis studi pertama tentang jejak karbon industri musik live, didanai oleh Coldplay bersama Warner Music Group dan Live Nation.

EDO (Earth Day Organization) bekerja sama dengan Coldplay dalam konser di India, sementara Coldplay sendiri menerima penghargaan Artist for the Earth Award atas kontribusi mereka terhadap isu lingkungan.

Meski demikian, Earth5R mengkritik pengelolaan limbah pasca konser Coldplay di Mumbai, namun tetap mengapresiasi upaya perubahan.

Sejumlah artis lain seperti Billie Eilish, Lorde, dan Harry Styles telah bekerja sama dengan NGO Reverb dalam menyelenggarakan tur berkelanjutan.

Sementara itu, K-pop disebut belum terlalu fokus pada isu lingkungan meski skala tur terus berkembang pasca pandemi.

Dengan meningkatnya pengaruh global dan perhatian terhadap ESG oleh agensi, diharapkan kebijakan ramah lingkungan segera diadopsi.

Seorang penggemar Coldplay dan ARMY bernama Jung So-jung menyatakan, konser tersebut tak hanya menyenangkan tetapi juga menginspirasi dari sisi lingkungan.

Ia juga menyoroti adanya juru bahasa isyarat dalam konser sebagai bentuk inklusivitas dan perhatian detail, serupa dengan yang dilakukan BTS dan BigHit Music.

Penulis :
Peter Parinding