HOME  ⁄  K-Entertainment

Kebohongan Tamu Gegerkan Acara 'Ddogganjip', Tim Produksi Klarifikasi dan Hapus Video

Oleh Gian Barani
SHARE   :

Kebohongan Tamu Gegerkan Acara 'Ddogganjip', Tim Produksi Klarifikasi dan Hapus Video
Foto: Kontroversi melanda program kuliner populer karena tamu merekomendasikan restoran milik keluarganya sendiri.

Pantau - Acara 'Ddogganjip' yang dipandu oleh penyiar sekaligus YouTuber Pungja menjadi sorotan setelah terungkap adanya kebohongan dari salah satu tamunya.

Pada 27 April 2025, tim produksi mengunggah video klarifikasi melalui saluran YouTube 'Studio Suje', mengucapkan terima kasih kepada para pendukung acara sekaligus mengonfirmasi adanya pelanggaran kriteria pemilihan restoran dalam episode Anyang.

Setelah dilakukan penelusuran, ditemukan bahwa restoran yang direkomendasikan ternyata milik keluarga dari salah satu tamu biasa acara tersebut.

Saat proses syuting, tamu tersebut berulang kali membantah memiliki hubungan keluarga meski sudah ditanya langsung oleh Pungja.

Video kunjungan ke restoran itu sempat ditonton lebih dari 900.000 kali sebelum kecurigaan penonton muncul melalui komentar.

Tim produksi kemudian mengonfirmasi kebenaran informasi ini langsung dengan pihak terkait, dan menerima permintaan maaf berulang dari tamu yang bersangkutan.

Tindakan Tegas dan Permintaan kepada Penonton

Sebagai respons, tim produksi menarik poster promosi dan memutuskan untuk menghapus video terkait secara permanen.

Mereka juga berjanji akan menyiapkan dan merilis 'Edisi Anyang' baru sesegera mungkin.

Tim produksi meminta penonton untuk tidak melakukan kritik berlebihan, membongkar informasi pribadi, atau mencemarkan nama baik pemeran biasa yang terlibat.

Tim juga menegaskan bahwa selama tiga tahun terakhir, 'Ddogganjip' tidak pernah menerima iklan dari restoran mana pun.

Program ini tetap berkomitmen pada prinsip menerima rekomendasi restoran dari warga lokal tanpa melibatkan restoran milik keluarga atau franchise.

Netizen menunjukkan kemarahan mereka melalui komentar tajam seperti "Saya merasa tertipu" dan “Bagaimana bisa berbohong tanpa malu-malu.”

Penulis :
Gian Barani