
Pantau.com - Jenazah putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril akhirnya ditemukan setelah 14 hari hilang terseret arus Sungai Aare, Bern, Swiss.
Jasad Eril telah dibawa ke rumah sakit Insel Hospital. Ridwan Kamil pun telah memandikan jenazah anak sulungnya itu. Saat memandikan jenazah, Ridwan Kamil mengaku menyaksikan ‘keajaiban’. Jenazah Eril disebutnya tetap utuh kendati telah tenggelam sekitar dua pekan.
Menurut penjelasan ilmiah, jenazah secara umum akan mulai terurai beberapa menit setelah kematian. Namun, kondisi tertentu dapat memperlambat proses penguraian jenazah.
Salah satu kondisi yang dapat memperlambat proses penguraian jenazah adalah faktor suhu. Hal ini sering terjadi pada jenazah yang ditemukan di air, menurut Ahli patologi James L Caruso dari Denver Office of the Medical Examiner.
Dikutip dari jurnal Academi Forensic Pathology, Jumat (10/6/2022), James menjelaskan bahwa penguraian jenazah di lingkungan basah berbeda dengan lingkungan lain, termasuk perubahan fisik jenazah hingga waktu yang di butuhkan untuk terurai.
Menurut James, proses penguraian jenazah lebih lambat ketika berada di air, terutama jika suhunya lebih rendah (dingin) dan berada di lingkungan anaerobik.
"Namun, begitu jasad dikeluarkan dari air, proses penguraian berpotensi berlangsung lebih cepat," lanjutnya.
Lingkungan anaerobik sendiri adalah lingkungan dengan oksigen yang sedikit. Sehingga kondisi itu mengubah interaksi bakteri pengurai dengan lemak tubuh.
Oleh sebab itu, menurut James, itu menghasilkan zat lilin berupa formasi adipocere yang melindungi jenazah dari penguraian.
Jasad Eril telah dibawa ke rumah sakit Insel Hospital. Ridwan Kamil pun telah memandikan jenazah anak sulungnya itu. Saat memandikan jenazah, Ridwan Kamil mengaku menyaksikan ‘keajaiban’. Jenazah Eril disebutnya tetap utuh kendati telah tenggelam sekitar dua pekan.
Menurut penjelasan ilmiah, jenazah secara umum akan mulai terurai beberapa menit setelah kematian. Namun, kondisi tertentu dapat memperlambat proses penguraian jenazah.
Salah satu kondisi yang dapat memperlambat proses penguraian jenazah adalah faktor suhu. Hal ini sering terjadi pada jenazah yang ditemukan di air, menurut Ahli patologi James L Caruso dari Denver Office of the Medical Examiner.
Dikutip dari jurnal Academi Forensic Pathology, Jumat (10/6/2022), James menjelaskan bahwa penguraian jenazah di lingkungan basah berbeda dengan lingkungan lain, termasuk perubahan fisik jenazah hingga waktu yang di butuhkan untuk terurai.
Menurut James, proses penguraian jenazah lebih lambat ketika berada di air, terutama jika suhunya lebih rendah (dingin) dan berada di lingkungan anaerobik.
"Namun, begitu jasad dikeluarkan dari air, proses penguraian berpotensi berlangsung lebih cepat," lanjutnya.
Lingkungan anaerobik sendiri adalah lingkungan dengan oksigen yang sedikit. Sehingga kondisi itu mengubah interaksi bakteri pengurai dengan lemak tubuh.
Oleh sebab itu, menurut James, itu menghasilkan zat lilin berupa formasi adipocere yang melindungi jenazah dari penguraian.
#Jenazah Eril utuh#Eril meninggal dunia#Atalia Praratya#Jenazah Eril#Pemulangan jenazah Eril#Anak Ridwan Kamil#Emmeril Kahn Mumtadz#Eril
- Penulis :
- St Fatiha Sakinah Ramadhani