
Pantau - Tanning bed atau tanning indoor yaitu tempat berjemur dengan menggunakan beberapa lampu neon yang memiliki fosfor campuran dirancang untuk memancarkan sinar UV dalam spektrum yang agak mirip dengan matahari ini meningkatkan risiko kanker kulit.
Penelitian yang dilakukan ilmuwan Yale School of Public Health di Connecticut menemukan orang muda yang ingin membuat kulitnya tampak kecoklatan akan menderita serangan dini karsinoma sel basal (KSB). KSB berkembang pada lapisan sel basal kulit. Paparan cahaya 'matahari' yang ekstrim itu mengarah pada pembentukan dimer timin yang merusak DNA.
"Tanning bed yang terlalu sering berisiko kanker kulit. Kejadian ini menjelaskan mengapa 70% penderita kanker kulit adalah wanita,"kata Profesor di School of Public Health Susan T Mayne seperti dikutip msnbc.msn.com.
Temuan yang dilaporkan juga dalam Journal of American Academy of Dermatology ini mendukung penelitian sebelumnya dari University of Minnesota.
Mayne dan rekan-rekannya mewawancarai 750 orang muda berusia di bawah 40 tahun. Mereka menganalisis intensitas penggunaan tanning bed, setiap luka bakar yang dihasilkan serta usia alat tanning tersebut. Para ilmuwan mencatat risiko kanker kulit meningkat seiring bertambahnya umur tanning bed.
Sekitar 30 juta orang di Amerika Serikat menggunakan bilik pencoklat kulit. Padahal PBB sudah mengklasifikasikan alat itu sebagai karsinogen manusia. Tetapi sebagian warga di sana masih menganggap tanning bed sebagai perangkat medis.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari