
Pantau - Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of AHA menemukan bahwa angina pectoris dapat terjadi 10 tahun sebelum terjadinya serangan jantung.
Penelitian ini dibantu oleh NIHR Applied Research Collaboration West Midlands yang menganalisis data dokter umum, rumah sakit, dan kematian antara 2002-2018, melibatkan lebih dari setengah juta orang dewasa tanpa riwayat nyeri dada atau penyakit kardiovaskular sebelumnya.
Angina pectoris adalah nyeri dada akibat penyakit jantung koroner. Angin duduk terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan suplai darah yang cukup, akibat penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah arteri di jantung. Angina pectoris bisa terjadi kapan saja dan pada siapa saja.
Temuan mengungkapkan bahwa pasien dengan nyeri dada yang tidak berhubungan memiliki risiko serangan jantung 15 persen lebih tinggi pada tahun pertama, dengan peningkatan risiko yang berkelanjutan selama 10 tahun setelah kunjungan pertama ke rumah sakit.
Ditemukan juga bahwa obat penurun lipid hanya diberikan kepada 30 persen pasien dengan faktor risiko tertinggi untuk penyakit kardiovaskular.
Menurut para peneliti, mereka yang memiliki nyeri dada yang tidak dapat dijelaskan dan profil risiko tinggi harus diberi perhatian lebih untuk mengurangi risiko serangan jantung di masa depan.
Saat publikasi penelitian, Profesor Kelvin Jordan, pemimpin proyek dan Profesor Biostatistik di Fakultas Kedokteran Universitas Keele, mengatakan, nyeri dada adalah alasan umum untuk pergi dan menemui dokter umum. Ada banyak penyebab potensial dari rasa sakit ini dan seringkali pasien tidak menerima diagnosis khusus.
“Studi kami menunjukkan bahwa pasien ini lebih mungkin mengalami serangan jantung di masa depan daripada pasien yang diberi alasan non-jantung untuk nyeri dada mereka,” katanya mengutip ToI.
Informasi ini akan membantu dokter mengidentifikasi pasien dengan nyeri dada yang tidak dapat dijelaskan dan paling berisiko sehingga mereka mendapat pengobatan atau dukungan lebih lanjut serta lebih dini. Sehingga dapat mengurangi kemungkinan serangan jantung di masa mendatang.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari