
Pantau - Hampir tidak ada data rahasia di Desa Pleret, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Bahkan urusan jumlah janda dan identitas lengkapnya dapat diketahui dengan sangat mudah.
Hal ini merupakan salah satu buah digitalisasi yang dilakukan Lurah Desa Pleret Taufiq Kamal. Berbekal pendidikan magister ilmu komputer, Taufiq mengembangkan QR Code yang memuat data mulai dari pekerjaan, pendidikan, jenis rumah, pendapatan dan lain-lain.
Taufiq mendorong setiap warganya memberikan update terkait hal tersebut melalui QR Code yang ditempel di depan semua rumah. Taufiq berharap dari data ini bisa memudahkan pemerintah dalam membuat kebijakan, termasuk ketika memberikan bantuan sosial.
Sejauh ini, Taufiq bisa memonitor data tersebut melalui dashboard khusus. Di sinilah Taufiq bisa menunjukkan semua data yang dianggap penting, termasuk soal janda dengan hanya mengeklik.
"Bahkan sampai urusan janda. Ada berapa jumlah janda, siapa saja, janda kembang apa sudah berumur. Janda cerai apa ditinggal mati, kondisi ekonominya bagaimana, hingga pakai WC jenis apa di rumahnya, kita tahu datanya," kata Taufiq dilansir dari Pandangan Jogja/Kumparan, Rabu (14/12/2022).
Taufiq juga mengembangkan situs pleret.id. Ia membuka secara terang-benderang terkait data yang harus diketahui publik, khususnya bagi sekitar 14 ribu jiwa warga desa Pleret.
Di antaranya rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), kegiatan harian kepala desa dan aparaturnya, termasuk kehadiran mereka di kantor atau di wilayah secara real time. Pula ada data aparatur desa yang bolos.
"Jadi masyarakat itu tahu, lurahnya itu kerjanya ngapain sebenarnya, uangnya itu buat apa saja,” ujar Taufiq.
Hal ini merupakan salah satu buah digitalisasi yang dilakukan Lurah Desa Pleret Taufiq Kamal. Berbekal pendidikan magister ilmu komputer, Taufiq mengembangkan QR Code yang memuat data mulai dari pekerjaan, pendidikan, jenis rumah, pendapatan dan lain-lain.
Taufiq mendorong setiap warganya memberikan update terkait hal tersebut melalui QR Code yang ditempel di depan semua rumah. Taufiq berharap dari data ini bisa memudahkan pemerintah dalam membuat kebijakan, termasuk ketika memberikan bantuan sosial.
Sejauh ini, Taufiq bisa memonitor data tersebut melalui dashboard khusus. Di sinilah Taufiq bisa menunjukkan semua data yang dianggap penting, termasuk soal janda dengan hanya mengeklik.
"Bahkan sampai urusan janda. Ada berapa jumlah janda, siapa saja, janda kembang apa sudah berumur. Janda cerai apa ditinggal mati, kondisi ekonominya bagaimana, hingga pakai WC jenis apa di rumahnya, kita tahu datanya," kata Taufiq dilansir dari Pandangan Jogja/Kumparan, Rabu (14/12/2022).
Taufiq juga mengembangkan situs pleret.id. Ia membuka secara terang-benderang terkait data yang harus diketahui publik, khususnya bagi sekitar 14 ribu jiwa warga desa Pleret.
Di antaranya rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), kegiatan harian kepala desa dan aparaturnya, termasuk kehadiran mereka di kantor atau di wilayah secara real time. Pula ada data aparatur desa yang bolos.
"Jadi masyarakat itu tahu, lurahnya itu kerjanya ngapain sebenarnya, uangnya itu buat apa saja,” ujar Taufiq.
- Penulis :
- Muhammad Rodhi