
Pantau - Terobosan energi terbarukan terus dilakukan beberapa pihak untuk menciptakan produk yang ramah lingkungan. Salah satunya baterai. Sebab barang elektronik akan segera bisa ditenagai baterai dari garam laut.
Melansir Euro News, Kamis, 15 Desember 2022, para peneliti telah menciptakan baterai murah baru dengan empat kali kapasitas penyimpanan energi lithium. Dibuat dari sodium-sulfur, sejenis garam cair yang dapat diproses dari air laut, baterai ini diklaim berharga rendah dan lebih ramah lingkungan daripada opsi yang ada sekarang.
"Baterai natrium kami berpotensi mengurangi biaya secara dramatis sambil menyediakan kapasitas penyimpanan empat kali lebih banyak," kata peneliti utama Dr Shenlong Zhao dari University of Sydney.
Menurut Zhao, penemuannya adalah terobosan signifikan untuk pengembangan energi terbarukan yang, meski mengurangi biaya dalam jangka panjang, memiliki beberapa hambatan finansial untuk masuk (ke pasar).
Saat iklim memanas, ada kebutuhan mendesak untuk beralih ke sumber energi terbarukan, seperti angin dan matahari. Tapi, energi terbarukan tidak selalu konsisten dengan sumber lain, yang berarti baterai diperlukan untuk menyimpan listrik untuk digunakan nanti.
Banyak baterai dibuat dengan logam tanah jarang seperti litium, grafit, dan kobalt. Demi mencapai netralitas iklim Uni Eropa akan membutuhkan lithium 18 kali lebih banyak daripada yang digunakan saat ini pada 2030 dan hampir 60 kali lebih banyak pada 2050.
Nah, pada baterai garam laut, para peneliti mengubah elektroda untuk meningkatkan reaktivitas belerang, elemen kunci yang menentukan kapasitas penyimpanan. Produk yang dihasilkan menunjukkan kapasitas super tinggi dan masa pakai sangat lama pada suhu ruang.
"Solusi penyimpanan yang diproduksi menggunakan banyak sumber daya seperti natrium, yang dapat diproses dari air laut, juga memiliki potensi untuk menjamin keamanan energi secara lebih luas dan memungkinkan lebih banyak negara bergabung dalam peralihan menuju dekarbonisasi,"jelas Zhao.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari