
Pantau - Gejala stres pada anak memiliki beragam bentuk. Mulai dari kurang istirahat hingga padatnya waktu belajar. Alhasil, membuat anak sulit berkonsentrasi.
Agar anak tidak mengalami stres, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa orang tua lakukan. Pertama, luangkan waktu dengan anak. Kedua, kurangi kegiatan anak yang tidak produktif seperti bermain handphone. Ketiga, orang tua bisa mengajarkan anak untuk micro break.
Berdasarkan laporan BBC, micro break merupakan aktivitas singkat yang memecah kemonotonan dalam pekerjaan yang menguras fisik atau mental.
Sederhananya, micro break adalah istirahat singkat yang berkisar antara 30 detik hingga lima menit yang dilakukan dengan sering sepanjang hari.
Micro break telah terbukti memiliki manfaat nyata. Sebuah studi menarik pada tahun 2013 (Lee et al. 2015, Journal of Environmental Psychology), menunjukkan, micro break dapat meningkatkan fokus manusia.
Hasil riset tersebut menyebutkan, micro break penting untuk produktivitas sehingga dapat membantu anak-anak fokus dan menjadi lebih produktif.
Yang perlu diingat saat melakukan micro break adalah anak tidak beraktivitas yang berlebihan. Memfokuskan anak pada hal yang bersifat relaksasi dan menenangkan pikiran.
Dalam micro break, kegiatan anak bisa diisi dengan bangun dari meja untuk meregangkan tubuh, berjalan-jalan sebentar di sekitar rumah, makan camilan, atau sekadar memandang keluar jendela.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari