Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

5 Tanda Perlu Mengganti Seorang Dokter. Salah Satunya Salah Mendiagnosis Penyakit

Oleh Annisa Indri Lestari
SHARE   :

5 Tanda Perlu Mengganti Seorang Dokter. Salah Satunya Salah Mendiagnosis Penyakit

Pantau - Menemukan dokter yang bagus dan baik sebenarnya gampang-gampang susah. Namun ada kalanya kamu merasa tak puas saat berkonsultasi dengan dokter. Sehingga memutuskan untuk mengganti dokter saja.

Sebelum kamu mengganti dokter yang sekarang ini, kenali dahulu tanda-tanda apakah kamu perlu mengganti dokter berikut ini:


Tidak merekomendasikan pengobatan yang sesuai kesehatan pasien

“Dokter yang baik tak pernah melupakan sejarah kesehatan Anda, sebanyak apa pun pasien yang diterimanya, dan mengerti apa saja yang biasa Anda lakukan setiap harinya. Ia juga selalu memberikan penanganan yang paling tepat buat Anda,” ujar Joseph J Pinzone, MD, CEO dan direktur medis Amai Medical and Wellness Practice di Santa Monica, California, AS.


Dokter selalu datang terlambat

Jika setiap berkunjung ke tempat praktiknya, si dokter selalu datang terlambat lebih dari 20 menit, apalagi tanpa pemberitahuan, sebaiknya pertimbangkan untuk berganti dokter. Hal ini dapat menjadi masalah jika sewaktu-waktu kamu membutuhkan bantuannya dengan segera.

Salah mendiagnosis penyakit

Apakah dokter tak pernah bisa menjawab setiap pertanyaan yang diajukan? Sebuah penelitian pada tahun 2013 yang dipublikasikan dalam jurnal American Medical Association, menemukan bahwa hampir 50 persen pasien menerima kesalahan diagnosis sehingga mengakibatkan pengobatan yang salah pula.


Bersikap arogan


Dokter yang baik tak akan membuat pasien merasa bodoh saat menanyakan sesuatu kepada sang dokter.


Proses administrasi yang lama


Alasan paling umum pasien pindah dari satu dokter ke dokter lainnya adalah karena proses administrasi yang menghabiskan banyak waktu dan harus menunggu antre lama. Proses registrasi atau pendaftaran umum, pendaftaran poli khusus, hingga pengambilan obat yang memakan waktu cukup lama dapat membuat pasien berpikir ulang untuk berobat ke tempat yang lebih pendek antreannya.


Penulis :
Annisa Indri Lestari