Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Viral Kulit Balita Dikerok! Ini Kata Dokter

Oleh Annisa Indri Lestari
SHARE   :

Viral Kulit Balita Dikerok! Ini Kata Dokter
Foto: Ilustrasi. (Pixabay)

Pantau - Masyarakat Indonesia, utamanya suku Jawa, bila mengalami tidak enak badan, atau sering dibilang masuk angin, kerokan menjadi solusi yang cukup ampuh.

Namun, bagaimana bila 'pengobatan turun-temurun itu dilakukan kepada balita yang masih berusia satu tahun? Walaupun dengan alasan pengobatan pertama, tradisi ini sebaiknya tidak dilakukan. 

Seperti yang belum lama ini ramai diperbincangkan oleh warganet di mana beredar video di TikTok yang memerlihatkan bayi setahun menangis karena punggungnya 'cemong' akibat guratan kerokan yang dilakukan oleh pengasuhnya. Tentu saja sang ibu sangat terkejut melihat apa yang terjadi dengan buah hatinya. 

Apa yang terjadi bila kerokan dilakukan terhadap anak kecil yang notabene bayi berusia di bawah satu tahun? Melalui akun Instagram @tentanganakofficial, dr. Maria Charlotte B.Med, Sc (@mcharlotte9) menjelaskan bahwa sebenarnya kerokan itu sangat tidak disarankan untuk bayi di bawah usia satu tahun. Hal ini tentu sangat berbahaya mengingat kulit bayi yang masih sangat sensitif. Menggunakan bawang saja, anak-anak masih merasa tidak nyaman saat dikerok. Apalagi dalam video TikTok tersebut sang pengasuh menggunakan uang logam Rp1.000. Selain tidak terjamin kebersihannya, efek yang timbul adalah pembuluh darah di punggung anak melebar atau pecah, sehingga menimbulkan warna kemerahan. 

Alih-alih angin yang keluar, justru si anak merasa kesakitan dan tidak ceria seperti biasanya. Berikut alasan yang disampaikan oleh dr. Maria mengapa anak, utamanya bayi tidak boleh dikerok. 

1. Berisiko mengalami masalah kulit

Terutama untuk anak berumur di bawah satu tahun di mana kulitnya masih sangat halus dan lembut. Dan masih belum memiliki proteksi maksimal oleh sistem imunitas tubuh. Belum lagi, zat atau minyak yang dipakai saat mengerok bayi juga dapat menyebabkan iritasi kulit dan peradangan atau alergi pada kulit anak. 

2. Timbul nyeri dan luka

Karena masih memiliki kulit tipis, proses mengerok akan menimbulkan rasa nyeri, bengkak, dan kemerahan. Apalagi kerokan dilakukan dengan penekanan yang cukup kuat dan durasi yang cukup lama. Inilah yang menyebabkan terjadinya luka dan perdarahan akibat kerokan serta bisa menjadi tempat masuk kuman baik virus maupun bakteri penyebab infeksi.

3. Sakit dan tidak nyaman

Bahaya bayi dikerok selanjutnya yaitu bisa memberikan rasa nyeri dan tidak nyaman. Kondisi tersebut tentu akan membuat bayi menangis dan rewel.

Penulis :
Annisa Indri Lestari