
Pantau - Empat dari lima orang Korea yang berusia antara 30 hingga 34 tahun dikabarkan belum menikah. Hal ini menambah kekhawatiran besar pada tingkat kelahiran yang rendah di negeri ginseng tersebut. Ditambah dengan data yang menunjukkan populasi mereka yang menyusut dengan cepat.
Berdasarkan laporan Korean Statistical Information Service (KOSIS), Badan Statistik Korea mengatakan bahwa sebanyak 81,5 persen atau 7,83 juta dari 9,61 juta pria dan wanita dalam kelompok usia tersebut masih lajang pada tahun 2020.
Proporsi lajang ini menandai peningkatan lebih dari tiga kali lipat dari 18,7 persen pada tahun 2000. Laju peningkatannya juga lebih tinggi daripada dua kelompok usia lainnya yang disurvei.
Mereka yang berusia 25 hingga 29 tahun, angkanya meningkat 33,2 poin persentase - dari 54,2 persen menjadi 87,4 persen selama periode 2000 hingga 2020. Sedangkan mereka yang berusia 19 hingga 24 tahun, angka tersebut naik 5,6 poin persentase - dari 93,1 persen menjadi 98,7 persen selama 20 tahun.
Sementara itu, mereka yang berusia 30 hingga 34 tahun pada tahun 2020, 86,1 persen pria dan 76,7 persen wanita masih lajang.
Secara khusus, 50,5 persen dari mereka yang berpendidikan tinggi tidak menikah. Laporan tersebut mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya lebih dari separuh orang yang disurvei masih melajang. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi anak muda dari seluruh populasi negeri ginseng tersebut terus menurun setelah mencapai puncaknya pada tahun 1990, yaitu 31,9 persen.
Angka tersebut turun menjadi 20,4 persen pada tahun 2020. Dan pada tahun 2050, angka ini diperkirakan akan terus menyusut hingga 11 persen.
Diketahui bahwa Korea juga telah memecahkan rekornya sendiri sebagai negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia. Tingkat kesuburan, jumlah rata-rata kelahiran yang diharapkan dari seorang wanita selama hidupnya, turun menjadi 0,72 dari tahun sebelumnya 0,78.
Sumber: The Korea Times
- Penulis :
- Latisha Asharani