
Pantau - Seulgi Red Velvet meminta maaf setelah muncul postingan online yang menunjukkan dirinya bertukar sepatu dengan manajernya di bandara, yang mengarah pada tuduhan penganiayaan oleh staf.
Melalui instagram-nya, Seulgi menanggapi tuduhan yang muncul pada hari itu. "Saya minta maaf karena telah menyebabkan kekecewaan pada manajer saya dan banyak orang lain karena insiden di bandara kemarin," tulisnya pada Sabtu (14/07).
Sebagaimana dilansir dari The Korea Times, tuduhan tersebut dimulai ketika foto-foto yang membandingkan keberangkatan Seulgi pada hari Jumat dari Bandara Internasional Incheon dan kedatangannya pada hari yang sama di Bandara Internasional Kaohsiung, Taiwan, diunggah secara online.
Di Incheon, bintang SM Entertainment ini terlihat mengenakan sepatu hak tinggi berwarna biru berkilauan. Seorang manajer wanita dari Red Velvet juga difoto pada saat yang sama, mengenakan sepatu kets abu-abu. Belakangan, video media sosial menunjukkan Seulgi tiba di Bandara Internasional Kaohsiung dengan sepatu kets abu-abu, sementara sang manajer terlihat mengenakan sepatu hak tinggi milik Seulgi.
Para pengguna online dengan cepat berspekulasi bahwa Seulgi telah menukar sepatu hak tingginya dengan sepatu kets yang lebih nyaman dari sang manajer, sehingga memicu kritik. Beberapa komentar menuduhnya membebani sang manajer, yang sudah membawa banyak barang, dengan sepatu hak tinggi yang tidak nyaman.
Menanggapi hal tersebut, Seulgi menjelaskan bahwa saat ia berjalan, kakinya mulai melepuh. Setelah melihat perjuangannya, manajernya menyarankan untuk mengganti sepatu untuk sementara waktu agar tidak mempengaruhi penampilannya nanti. Seulgi mengklarifikasi bahwa keputusan untuk mengganti sepatu tersebut bukan karena paksaan.
"Saya meminta maaf karena telah membuat keputusan yang tidak tepat di saat-saat yang menyakitkan dan mengecewakan mereka yang dikecewakan oleh tindakan saya," ujar Seulgi. “Saya secara pribadi telah meminta maaf kepada manajer saya dan akan lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan untuk memastikan insiden seperti itu tidak terjadi lagi.”
Sumber: The Korea Times
- Penulis :
- Latisha Asharani