
Pantau - Melihat kerumunan penggemar mengerumuni selebritas di bandara merupakan hal yang tidak mengherankan lagi. Fenomena ini kerap terjadi di Korea Selatan dimana penggemar berusaha mendekati bintang favorit mereka. Bahkan tak jarang kita melihat penggemar yang rela menunggu di bandara selama berjam-jam.
Tidak seperti konser atau jumpa penggemar yang perlu membayar dalam jumlah tak sedikit bahkan perlu ‘war’ terlebih dahulu, melihat sang idola di bandara tentunya gratis. Selain itu, pertemuan di bandara bahkan menawarkan interaksi yang lebih dekat, yang memungkinkan penggemar untuk mengambil foto dan video dari dekat.
Seorang wanita bernama Hwang, sebagaimana dilansir dari The Korea Times, menggambarkan suasana saat ia melihat boygroup K-pop ENHYPEN tiba di Bandara Internasional Gimpo beberapa tahun lalu.
"Ada begitu banyak orang sehingga anehnya tidak ada yang terluka. Aku bahkan bukan penggemar ENHYPEN, dan aku juga tidak menjadi bagian dari kekacauan itu, tetapi hanya melihat kerumunan itu membuatku merasa tercekik," ungkapnya
Baca juga: Tim Keamanan Byeon Woo Seok Minta Maaf Setelah Melakukan Tindakan Keamanan yang Dinilai Berlebihan
"Awalnya aku bertanya-tanya apakah mereka benar-benar perlu melakukan hal tersebut, tetapi kemudian aku juga berpikir tentang seberapa besar keinginan mereka untuk melihat idola favorit mereka dari dekat. Ini adalah kesempatan yang cukup langka untuk dapat melihat dan mengambil foto serta video bintang favorit secara langsung," imbuh Hwang.
Seorang jurnalis foto dari media lokal mengatakan kepada The Korea Times bahwa sudah menjadi hal yang lumrah baginya untuk menunggu para selebriti di bandara bersama para penggemar yang membawa perangkat canggih yang jauh lebih mahal daripada perlengkapannya sendiri.
Menurut jurnalis foto tersebut, tren penggemar yang mengerumuni selebritas di bandara dimulai pada tahun 2010-an seiring dengan munculnya “Airport Fashion”, di mana pakaian selebritas saat bepergian berfungsi sebagai alat promosi. Hal ini telah mengubah keberangkatan dan kedatangan rutin menjadi peragaan busana dan karena memperoleh efek iklan yang signifikan, lebih banyak merek mode mulai menggunakan penampilan selebritas di bandara untuk promosi mereka, dan mengaburkan batas antara ruang pribadi dan tampilan publik.
"Sekitar 10 tahun yang lalu, ketika Korean wave mulai mendapatkan pengakuan global, kami mulai menerima permintaan liputan di bandara, yang menandai dimulainya pesta meriah di bandara. Sejak saat itu, tidak hanya penggemar Korea tetapi juga penggemar asing mulai berkumpul di bandara untuk melihat sekilas para selebritas." imbuh jurnalis tersebut.
Sementara itu, Park, seorang pria berusia 50-an yang bekerja sebagai pengemudi bus antar-jemput bandara, menggambarkan hari-hari ketika para selebriti tiba di bandara sebagai “sangat sibuk.”
"Para selebriti berpose untuk difoto di depan pintu keluar bandara, di setiap sisi penyeberangan. Kemudian mereka masuk ke dalam, diikuti oleh kerumunan penggemar yang bersemangat," jelasnya. “Saat itulah saling dorong dan dorong dimulai.”
Demi keamanan di tempat ramai, kebanyakan selebriti cenderung menyewa petugas keamanan untuk menjaga keamanan di bandara. Namun, hal ini tetap berujung pada bentrokan tak terduga antara petugas keamanan dan beberapa penggemar yang terlalu bersemangat.
Baca juga: Terlihat Bertukar Sepatu di Bandara, Seulgi Red Velvet Minta Maaf
Kritikus budaya Kim Seong-soo mengatakan situasi ini menimbulkan dilema bagi agensi hiburan.
"Haruskah mereka meningkatkan eksposur di bandara untuk mendongkrak popularitas atau memprioritaskan dan melindungi hak artis? Ini masalah menyeimbangkan popularitas versus hak asasi manusia," katanya. “Pedoman keamanan ditentukan oleh standar agensi itu sendiri, tetapi bagi agensi yang mendapat untung dari popularitas artis, ini bukan keputusan yang mudah.”
Meskipun ada upaya untuk mengatur interaksi, cara paling efektif untuk mencegah kecelakaan di bandara adalah dengan melibatkan setiap individu dalam mengambil tanggung jawab pribadi untuk memastikan keselamatan semua orang.
Kritikus Kim juga menekankan pentingnya peningkatan kesadaran di kalangan basis penggemar, serta manajemen yang baik dari pihak agensi.
Baca juga: Pukul Petugas dan Ancam Ledakan Bom di Bandara, Anak Lionel Richie Ditahan Polisi
"Jika basis penggemar melihat dirinya memiliki peran dalam kesuksesan idolanya, mereka cenderung menghindari masalah keamanan yang besar. Basis penggemar ini memahami pentingnya melindungi artis dan reputasi mereka, dengan memungkinkan pengaturan diri bahkan di bandara. Masalah muncul ketika artis yang relatif kecil tiba-tiba melejit menjadi bintang atau jika agensinya terlalu kecil untuk menyiapkan pedoman yang tepat," jelas kritikus tersebut.
"Saat ini, metode kontrol yang paling efektif adalah regulasi sukarela dalam basis penggemar, sementara agensi harus terus berkomunikasi dan memantau penggemar. Selain itu, penggemar harus menghindari mengonsumsi konten yang mengabaikan peraturan keselamatan. Jika masalah terus berlanjut, basis penggemar harus mempertimbangkan tindakan internal untuk mengeluarkan anggota yang bermasalah," tambahnya.
Sumber: The Korea Times
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Sofian Faiq