billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

KPI Sorot Film Lawas Warkop DKI, Tidak Boleh Tayang tapi Banyak Kritik Sosial

Oleh Ayuningtyas
SHARE   :

KPI Sorot Film Lawas Warkop DKI, Tidak Boleh Tayang tapi Banyak Kritik Sosial
Foto: Film Warkop DKI yang Tidak Boleh Tayang (Foto: Pantau.com)

Pantau- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyoroti sejumlah film lawas grup lawak Warkop DKI yang dibintangi Dono, Kasino, Indro. Lewat surat edarannya dikatakan bahwa KPI akan melakukan verifikasi atau memilih film-film komedi Warkop DKI yang akan tayang di lembaga penyiaran.

"Menindaklanjuti surat KPI nomor 1819/K/KPI/12/15 tertanggal 30 Desember 2015 perihal edaran untuk tidak menayangkan film lepas komedi yang bermuatan dewasa, kami terus melakukan pemantauan atas hal tersebut," tulis KPI. 

KPI juga mengatakan bahwa dalam film Warkop DKI yang tidak boleh tayang yang dibintangi Dono, Kasino, Indro tersebut terdapat adegan yang tidak pantas dan diputar saat jam tayang anak-anak dan remaja.

Baca Juga: Serunya Akhir Pekan di Jakarta, Nonton Film Benyamin Sueb hingga Nyanyi Dangdut

"Kami menemukan beberapa lembaga penyiaran masih menampilkan film-film komedi lepas dari Warkop DKI yang dinilai banyak memuat konten yang tidak pantas dan ditayangkan pada jam tayang anak-anak dan remaja," tambah KPI.

Menyikapi hal ini, KPI meminta lembaga penyiaran lebih berhati-hati jika mau menayangkan film-film komedian legendaris Indonesia itu. Misalnya dengan melakukan proses editing yang ketat.

"Apabila saudara/i ingin menayangkannya (film Warkop DKI yang tidak boleh tayang), maka harus dilakukan secara berhati-hati dengan melalui proses editing yang ketat, seperti pemotongan gambar maupun penyamaran gambar dan suara agar sesuai dengan peraturan dan norma yang berlaku," katanya.

Dengan adanya imbauan ini, lembaga-lembaga penyiaran memperhatikan ketentuan tentang perlindungan anak-anak dan remaja, penggolongan program siaran, serta ketentuan jam tayang sebuah program siaran.

Meski film-film Warkop DKI cenderung bermuatan dewasa, sebenarnya ada banyak kritik sosial yang ingin disampaikan. Berikut di antaranya:


1. Bisa Naik Bisa Turun

Dalam film ini Dono, Kasino, dan Indro menyamar menjadi karyawati di sebuah perusahaan yang hanya menerima perempuan. Saat penerimaan, ketiganya diceritakan mendapat pelecehan dari sang atasan.

Mereka disuruh menirukan adegan film Ghost di mana sang cewek membuat guci dengan dipeluk dari belakang.

Dalam sebuah perusahaan, pelecehan seksual dari atasan banyak terjadi. Namun, kadang para karyawan tidak memempunyai keberanian untuk melawan demi keselamatan karier di kantor.

2.Godain Kita Dong

Dalam film ini diiceritakan saat Dono membawa pulang pacar bulenya ke Indonesia. Karena kecantikannya, Madonna, juga diperebutkan Kasino dan Indro dengan berbagai cara romantis.

Dari cerita ini ingin disampaikan bahwa sampai sekarang orang Indonesia masih memperlakukan ekspatriat dengan spesial, terutama yang berdarah Kaukasian, hanya karena mereka dianggap sempurna secara fisik.


3. Depan Bisa Belakang Bisa

Dalam film ini, Dono, Kasino, dan Indro bekerja sebagai detektif yang disewa sama Satomata buat mengawasi sebuah pameran permata.

Di satu sisi, ketiganya juga diminta oleh pihak asuransi yang curiga kalau Satomata mau pura-pura menjadi korban pencurian supaya bisa mengklaim kerugian asuransi.

Dari cerita ini, penulis ingin memberikan pelajaran bahwa tidak baik untuk bersikap secara berlebihan.


4. Bebas Aturan Main

Ada banyak adegan slapstick dan kekonyolan karena situasi dalam Bebas Aturan Main. Namun begitu selalu ada tema tema besar yang ingin disampaikan.

Dalam Bebas Aturan Main, Dono, Kasino, dan Indro mempunyai pacar-pacar yang cantik. Karena bapak mereka punya dendam pribadi kepada trio Warkop, ketiganya dilarang untuk menemui mereeka.

Alih-alih berdiplomasi, Dono, Kasino, dan Indro lebih memilih menggunakan strategi-strategi supaya bisa masuk ke rumah pacar mereka. Tentu saja strategi itu gagal terus karena kesialan mereka. 

Walaupun pada akhirnya para cewek diizinkan buat pergi ke pantai bersama mereka, rentetan kebohongan yang sebelumnya mereka lakukan membuat sang bapak salah paham dan mengejar mereka sampai ke pantai.

5. Atas Boleh Bawah Boleh

Film Atas Boleh Bawah Boleh tidak mempunyai tema besar. Namun, ada banyak kritik social di dalamnya. Contoh, saat Dono menjadi mumi kemudian meminta uang kepada seorang pasien.

Tingkah Dono yang memanfaatkan orang tetapi mengejeknya tersebut menggambarkan banyak orang di kota besar yang tidak tahu berterima kasih.

Lalu ada Kasino yang menipu banyak orang dengan menjual koran yang katanya memuat berita fantastis. Alhasil Alhasil, orang-orang yang membeli korannya marah karena berita-berita yang dimaksud tidak ada.

Kejadian ini masih relevan sama fenomena clickbait. Orang-orang membaca berita cuma karena judul fantastis, bukan karena memang ingin mendapatkan informasi.

6. Makin Lama Makin Asyik

Makin Lama Makin Asyik menyorot perilaku trio Warkop DKI yang mengejar satu perempuan bernama Erna dengan segala cara, termasuk dengan pura-pura menjadi perempuanan. Erna sendiri merupakan keponakan dari Tante Sarah, pemilik indekos, yang galak.

Kritik sosial terlihat dari adegan pacar Tante Sarah. Pacarnya ini sangat womanizer dan hobi melecehkan perempuan. Bahkan, Dono yang dikira wanita pun dipaksa buat ke kamar bersamanya.


7. Lupa Aturan Main

Perilaku tipu-menipu memang banyak disorot dalam setiap film Dono, Kasino, Indro. Dalam Lupa Aturan Main, Boneng menjadi masalah bagi trio Warkop DKI dan para warkop girls, karena Boneng adalah perampok yang pura-pura menjadi polisi.

Lewat cerita ini ingin menunjukkan bahwa masih banyak oknum-oknum yang berpura-pura menjadi pria berseragam untuk mengeruk keuntungan dari masyarakat.


Baca Juga: Yuk Kenalan dengan Jajaran Pemain Film "Perayaan Mati Rasa"
 

Penulis :
Ayuningtyas