Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Memahami Arti Flexing dan Tips Menghindarinya

Oleh Nur Nasya Dalila
SHARE   :

Memahami Arti Flexing dan Tips Menghindarinya
Foto: ilustrasi flexing. (Freepik)

Pantau - Flexing merupakan istilah yang semakin populer di kalangan generasi muda, terutama di media sosial. Pada dasarnya, flexing berarti pamer atau menunjukkan sesuatu dengan tujuan untuk menarik perhatian atau mengesankan orang lain. Istilah ini sering kali dikaitkan dengan gaya hidup, kekayaan, atau prestasi tertentu yang dipamerkan secara terbuka.

Dikutip Dictionary.com Flex adalah istilah gaul yang berarti “pamer”, entah itu fisik, barang-barang, atau hal lain yang kamu anggap lebih unggul daripada orang lain. 

Mengapa Flexing Populer?

Flexing menjadi populer karena berbagai alasan, antara lain:

Media Sosial: Platform seperti Instagram dan TikTok memungkinkan individu untuk membagikan momen-momen terbaik dalam hidup mereka. Hal ini menciptakan lingkungan di mana pamer kekayaan atau prestasi dianggap sebagai bentuk pengakuan sosial.

Budaya Konsumerisme: Di era modern, banyak orang merasa tekanan untuk memiliki barang-barang mewah atau pengalaman unik. Flexing sering kali menjadi cara untuk menunjukkan bahwa mereka mampu menjalani gaya hidup tertentu.

Validasi Sosial: Dalam banyak kasus, individu yang melakukan flexing mencari pengakuan dan pujian dari orang lain. "Likes" dan komentar positif sering kali menjadi bentuk validasi yang diinginkan.

Baca juga: Insecure Karena Standar Media Sosial? Kenali Penyebab dan Solusinya

Dampak Flexing dalam Interaksi Sosial

Flexing dapat memiliki dampak positif dan negatif dalam interaksi sosial. Berikut beberapa di antaranya:

Dampak Positif:

Mendorong Ambisi: Flexing dapat mendorong orang lain untuk berusaha lebih keras dan mencapai tujuan mereka. Melihat orang lain sukses dapat memberikan inspirasi bagi banyak orang.

Membangun Jaringan: Dalam beberapa kasus, flexing dapat membantu individu membangun koneksi dengan orang lain yang memiliki minat atau ambisi yang sama.

Dampak Negatif:

Perbandingan Sosial: Flexing dapat menyebabkan perasaan tidak cukup baik atau rendah diri di antara individu yang merasa tidak sebanding. Hal ini dapat mengarah pada masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

Ketidakautentikan: Tindakan flexing sering kali dianggap tidak tulus. Banyak orang yang melakukan flexing hanya untuk mendapatkan perhatian, yang dapat mengurangi keaslian hubungan sosial.

Baca juga: Studi: Gen Z Hobi Bagikan Konten Olahraga Bukan Sekedar untuk Flexing

Adapun, berikut adalah beberapa tips untuk menghindari flexing yang berlebihan dan menjaga interaksi sosial yang lebih autentik:

1. Fokus pada Keberhasilan Pribadi

  • Alih-alih membandingkan diri dengan orang lain, fokuslah pada pencapaian dan kemajuan pribadi kamu. Rayakan keberhasilan kecil dalam hidup kamu tanpa merasa perlu untuk membagikannya kepada orang lain.

 

2. Bagikan Momen yang Berarti

  • Pilih untuk berbagi pengalaman atau momen yang memiliki makna dalam hidup kamu, bukan hanya gambar atau cerita yang terkesan pamer. Misalnya, kamu bisa berbagi tentang perjalanan belajar atau pertumbuhan pribadi yang kamu alami.

 

3. Hargai Keberhasilan Orang Lain

  • Luangkan waktu untuk mengapresiasi pencapaian orang lain tanpa merasa tertekan untuk menunjukkan keberhasilan kamu sendiri. Dengan demikian, kamu akan menciptakan suasana saling mendukung dan mengurangi kebutuhan untuk flexing.

 

4. Ciptakan Hubungan yang Autentik

  • Fokuslah pada membangun hubungan yang lebih dalam dengan orang-orang di sekitar kamu. Tanyakan tentang pengalaman mereka dan berbagi cerita yang tidak hanya berfokus pada prestasi, tetapi juga tantangan dan proses yang telah dilalui.

 

5. Bersikap Rendah Hati

  • Jadilah rendah hati dalam membagikan pencapaian kamu. Alih-alih mengatakan “Saya berhasil melakukan ini,” cobalah untuk mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan dan orang-orang yang mendukung kamu.

 

6. Hindari Perbandingan di Media Sosial

  • Batasi waktu kamu di media sosial dan cobalah untuk tidak membandingkan diri kamu dengan apa yang orang lain tunjukkan. Ingatlah bahwa apa yang terlihat di media sosial sering kali hanya bagian kecil dari kehidupan seseorang.

 

7. Berhenti Menghitung "Likes"

  • Jangan terlalu fokus pada jumlah "likes" atau komentar yang kamu terima di postingan. Hargai interaksi yang nyata dan berbagi yang datang dari hati, bukan dari angka yang terlihat.

 

8. Saring Konten yang Diterima

  • Ikuti akun-akun yang mempromosikan keberhasilan dan kebahagiaan yang sehat, bukan hanya pamer kekayaan atau prestasi. Hal ini akan membantu kamu mendapatkan inspirasi positif tanpa merasa tertekan untuk ikut flexing.

 

9. Berbagi dengan Tujuan Positif

  • Jika kamu ingin berbagi tentang pencapaian, lakukan dengan tujuan positif, seperti menginspirasi orang lain atau berbagi pelajaran yang didapat. Ini akan membuat sharing kamu lebih berarti dan bermanfaat.

 

10. Refleksi Diri

  • Luangkan waktu untuk merenungkan motivasi di balik keinginan kamu untuk flexing. Apakah itu karena mencari pengakuan atau karena ingin membagikan kebahagiaan? Memahami motivasi kamu dapat membantu mengarahkan perilaku kamu ke arah yang lebih pos

 

Baca juga: Benarkah Media Sosial Bikin Insecure? Simak Penjelasannya di Sini

Kesimpulan

Flexing adalah fenomena yang mencerminkan budaya modern, terutama di era digital. Meskipun dapat memberikan dorongan semangat dan inspirasi, penting untuk menyadari dampak negatifnya. Dengan memahami arti flexing dan konteks di baliknya, kita dapat lebih bijak dalam berinteraksi dengan dunia sekitar kita.

Penulis :
Nur Nasya Dalila