billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Intrusive Thought: Pikiran Aneh yang Kerap Menghantui Manusia

Oleh Nur Nasya Dalila
SHARE   :

Intrusive Thought: Pikiran Aneh yang Kerap Menghantui Manusia
Foto: ilustrasi depresi. (Freepik)

Pantau - Pernahkah Anda tiba-tiba mempunyai pikiran aneh yang cenderung mengganggu? Seperti berpikir untuk melompat dari gedung tinggi, melukai orang lain meskipun tidak sesuai dengan keinginan, atau mengalami keraguan berlebihan seperti merasa ragu apakah rumah sudah terkunci atau apakah barang bawaan sudah berada di tempat yang benar. 

Pikiran-pikiran seperti ini dikenal sebagai intrusive thought atau pemikiran intrusif. Intrusive thought sering terjadi pada banyak orang sehingga kerap dianggap normal. Namun, pemikiran intrusif yang berlangsung lama dapat berdampak buruk bagi seseorang, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan kecemasan.

Baca juga: Tanda Kelelahan dan Stres Berkepanjangan di Tempat Kerja

Intrusive thought atau pemikiran intrusif adalah pikiran, gambaran, atau dorongan yang tiba-tiba muncul di pikiran seseorang tanpa disengaja dan sering membuat mereka merasa tidak nyaman. Pikiran ini bisa berupa keinginan yang tidak sesuai dengan kepribadian, nilai, dan norma seseorang. Tak jarang, intrusive thought dianggap sebagai pemikiran yang mengerikan, tidak pantas, bahkan menjijikkan.

Pemahaman mengenai gejala "intrusif" pertama kali digagas pada awal abad ke-20, terkait dengan trauma perang. Sigmund Freud, dalam bukunya Remembering, Repeating, and Working-Through (1914), yang ditulis pada masa Perang Dunia I, menulis bahwa penekanan dari suatu peristiwa traumatis menyebabkan seseorang mengalami pikiran dan gambaran yang terus-menerus dan intens. Fungsi dari "keterpaksaan pengulangan" ini adalah untuk mendorong pemulihan kesadaran atas peristiwa-peristiwa pasif di alam bawah sadar.

Psikiater Inggris WHR Rivers, dalam diskusinya tentang neurosis perang, juga merujuk pada pemikiran dan gambaran menakutkan yang "dipaksa masuk" ke dalam kesadaran realitas. Menggabungkan gagasan Freud dan teori ahli saraf John Hulings Jackson, Rivers berpendapat bahwa ketika ancaman ekstrem terjadi, fungsi sistem saraf yang lebih tinggi terganggu, dan fungsi yang lebih rendah (seperti pikiran ketakutan) mendominasi.

Intrusive thought seringkali berkaitan langsung dengan beberapa gangguan kecemasan, di antaranya:

1. OCD (Obsessive-Compulsive Disorder)

OCD dapat berupa pikiran, gagasan, atau dorongan yang mengganggu dan berulang-ulang, yang cenderung tidak dapat dikendalikan oleh seseorang. Obsesi bisa begitu kuat dan terus-menerus sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari, menyebabkan tekanan, serta kecemasan yang signifikan. Pikiran ini termasuk keraguan, dorongan, dan gambaran mental. Sebaliknya, kompulsif adalah perilaku berulang (seperti memeriksa barang atau kunci pintu) atau perilaku mental berulang (seperti berdoa, menghitung, dll.) yang dirasakan seseorang sebagai kebutuhan atau dorongan untuk melakukan sesuatu. Pikiran obsesif sering muncul sebagai respons terhadap obsesi, dan terjadi cukup sering serta parah sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Wanita Asal China Stres Karena Overwork, Berikut Cara Mencegah Mental Illness

2. Kecemasan

Kecemasan adalah keadaan khawatir atau cemas di mana seseorang merasa bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Ada berbagai jenis kecemasan berdasarkan ciri diagnostik, termasuk agorafobia, gangguan kecemasan umum, fobia spesifik, fobia sosial, OCD, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD).

3. Depresi

Berpikir berulang-ulang tentang suatu hal terbukti mempertahankan suasana hati yang tertekan, memperpanjang, dan memperdalam episode depresi. Penelitian menunjukkan bahwa ketika penderita depresi fokus dan mengingat konten emosi negatif, respons amigdala (bagian otak yang mengatur emosi) meningkat. Penderita depresi biasanya memiliki pemikiran yang mengganggu, seperti pikiran untuk melukai diri sendiri atau bunuh diri.

Baca juga: Marshanda dan Perjalanan Melawan Bipolar: Edukasi dan Kesadaran Kesehatan Mental

Meskipun pemikiran ini sering tidak diinginkan dan cenderung mengganggu, intrusive thought bisa mencerminkan kondisi dan karakter seseorang. Salah satu cara yang efektif untuk menangkal pemikiran intrusif adalah dengan memahami keberadaannya dan membiarkannya berlalu tanpa terlalu menekan atau melawan pemikiran itu secara berlebihan.

(Laporan: Mai Hendar Santoso)

Penulis :
Nur Nasya Dalila
Editor :
Latisha Asharani