HOME  ⁄  Lifestyle

10 Perbedaan Attack on Titan Versi Anime dan Manga

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

10 Perbedaan Attack on Titan Versi Anime dan Manga
Foto: Anime Attack on TItan (attackontitan.fandom.com)

Pantau - Anime dan manga Attack on Titan punya beberapa perbedaan yang bikin penonton langsung sadar. Pembuatnya, Hajime Isayama, terlibat langsung dalam adaptasi animenya dan memutuskan untuk mengubah beberapa bagian agar terasa lebih seru buat penonton. Perubahan-perubahan ini ada di sepanjang cerita, terutama di bagian akhirnya.

1. Annie sebagai Female Titan

Annie Leonhart adalah karakter yang cukup kompleks di Attack on Titan. Di manga, saat identitasnya sebagai Female Titan terungkap, dia menerimanya dengan tenang sebelum berubah jadi Titan. Tapi, di anime, dia terlihat lebih "villainous"—dia tertawa jahat dan terlihat antusias melawan Survey Corps. Isayama memang sengaja bikin Annie terlihat lebih gila untuk kesan yang lebih dramatis.

2. Mikasa yang Pertama Kali Mengenali Eren sebagai Titan

Saat pertama kali berubah jadi Titan, Eren nggak langsung dikenali semua orang. Di manga, Armin adalah orang pertama yang menyadari itu adalah Eren, tapi di anime, Mikasa yang pertama mengenalinya. Perubahan ini mungkin untuk menonjolkan hubungan Eren dan Mikasa lebih awal di anime.

Baca juga: Hubungan Eren dan Mikasa dalam Serial Attack on Titan

3. Adegan Kekerasan yang Dikurangi

Walaupun anime Attack on Titan tetap brutal, manganya jauh lebih ekstrem. Misalnya, kematian ibu Eren, Carla Yeager, yang ditampilkan lebih detil dan intens di manga. Sementara di anime, adegan itu dibuat lebih "halus" karena target audiensnya lebih luas. Meskipun begitu, anime tetap punya momen mengerikan, seperti saat Eren menggunakan Jaw Titan untuk menghabisi War Hammer Titan.

4. Pengenalan Karakter Sampingan Lebih Awal

Di anime, karakter seperti Sasha, Connie, dan Jean diperkenalkan lebih awal ketimbang di manga, yang mengenalkan mereka lewat kilas balik. Isayama dan Studio WIT tahu popularitas karakter-karakter ini, jadi mereka memutuskan untuk memberi mereka waktu tampil lebih lama di anime—dan ini terbukti sukses.

5. Perubahan pada Komandan Erwin

Erwin punya karakter yang tegas dan penuh pengorbanan. Tapi di manga, dia punya kisah cinta dengan seorang wanita bernama Marie, yang membuat ceritanya lebih dalam. Di anime, detail ini dihilangkan, menonjolkan dedikasi Erwin pada Scouts Regiment.

Baca juga: Armin dan Annie di Attack on Titan: Kisah Cinta di Tengah Konflik

6. "Rage Form" Eren

Dalam pertarungannya melawan Annie, Eren mendapatkan bentuk baru yang disebut "Rage Form" di anime, yang membuat tubuhnya terlihat seperti terbakar. Meski tidak ada di manga, momen ini sukses menggambarkan kemarahan Eren dengan sangat visual dan epik.

7. Dialog Mikasa

Di anime, Mikasa sering hanya menyebut nama "Eren," yang kadang membuat karakternya terlihat kurang berkembang. Di manga, Mikasa punya dialog yang lebih beragam, memberi lebih banyak nuansa pada karakter dan perasaannya.

8. Pidato Historia

Di bagian akhir cerita, Attack on Titan punya perubahan nada yang cukup signifikan. Di manga, Historia memberikan pidato yang gelap, mengatakan bahwa konflik hanya akan selesai kalau satu pihak menghilang. Tapi, di anime, dia menyebutkan bahwa ini bukan kehidupan yang diinginkan Eren, memberi nada yang lebih optimis.

Baca juga: Kenapa Eren jadi Jahat di Attack on Titan? Ini Alasannya!

9. "Sampai Jumpa... Eren"

Adegan Mikasa mengucapkan "Sampai jumpa... Eren" adalah momen kuat yang menghubungkan awal dan akhir cerita Attack on Titan. Di awal seri, momen ini hanya terlihat sebagai mimpi Eren, tetapi akhirnya mengungkap peran besar waktu dan takdir dalam ceritanya.

10. Percakapan Eren dan Armin di Paths

Keputusan Eren untuk menghabisi 80% populasi dunia menjadi topik besar. Armin, di manga, dengan cepat menerima keputusan Eren, tapi di anime, dia lebih tegas dalam menyuarakan ketidaksetujuannya. Ini memberi sudut pandang yang lebih dalam pada hubungan mereka dan menyampaikan betapa berat keputusan yang diambil Eren.

Banyak perubahan ini memberikan warna baru untuk adaptasi anime Attack on Titan. Meskipun tidak selalu sama dengan manganya, perubahan-perubahan tersebut berhasil menambah kedalaman dan suasana cerita.

Penulis :
Latisha Asharani