
Pantau - Pernahkah kamu bertemu dengan seseorang yang selalu merasa menjadi korban dalam berbagai situasi? Pola pikir seperti ini sering disebut sebagai playing victim. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi hubungan interpersonal, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental dan kualitas hidup seseorang. Dalam artikel ini, kita akan membahas arti playing victim, ciri-cirinya hingga penyebabnya. Yuk simak selengkapnya, di sini!
Arti Playing Victim
Istilah playing victim merujuk pada kondisi ketika seseorang selalu merasa menjadi korban dalam setiap situasi. Hal ini dapat terjadi akibat mentalitas tertentu atau keinginan untuk menyalahkan orang lain. Perilaku ini sering muncul saat seseorang merasa terdesak oleh tekanan yang signifikan, sehingga pola pikir ‘seolah-olah korban’ menjadi mekanisme untuk melindungi diri dari kesalahan yang mungkin ia lakukan.
Playing victim terjadi ketika seseorang merasa menderita atas suatu hal, meskipun bukti menunjukkan sebaliknya. Mereka juga cenderung merasa tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi dalam hidup mereka. Kondisi ini berdampak buruk pada hubungan, pekerjaan, serta kesehatan fisik dan mental seseorang. Pola pikir ini sering kali berkembang sebagai respons terhadap pengalaman traumatis di masa lalu.
Baca juga: Begini Cara Jaga Kesehatan Mental di Tengah Padatnya Pekerjaan
Ciri-ciri Orang yang Mengalami Playing Victim
Ada beberapa tanda perilaku, mental, hubungan, dan emosional yang dapat menunjukkan seseorang memiliki karakteristik playing victim. Dikutip, Halodoc, berikut penjelasannya:
1. Tanda-tanda Perilaku
- Sering menyalahkan orang lain atas kesalahan yang terjadi.
- Kesulitan mengambil tanggung jawab pribadi karena takut disalahkan.
- Terlalu kritis terhadap diri sendiri atau orang lain.
- Hanya bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiran serupa.
2. Tanda-tanda Mental dan Kognitif
- Melihat dunia sebagai tempat yang tidak adil atau tidak aman.
- Memiliki distorsi kognitif, yaitu cara berpikir yang cenderung tidak akurat atau bias.
- Berpikir pesimis atau merugikan diri sendiri.
- Terus merenungkan kesalahan dan rasa sakit dari masa lalu.
- Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri.
3. Tanda-tanda dalam Hubungan
- Kesulitan membangun keintiman dan kepercayaan dengan orang lain.
- Kurangnya empati terhadap orang lain.
- Sulit menerima kritik yang bersifat membangun.
4. Tanda-tanda Emosional
- Mengalami kecemasan dan depresi.
- Merasa tidak diperhatikan atau dihargai.
- Memiliki harga diri yang rendah.
- Merasa dibenci oleh orang lain.
- Menarik diri dari lingkungan sosial.
5. Sabotase Diri Sendiri
Orang dengan mentalitas playing victim sering kali memiliki pola pikir yang merugikan diri sendiri, seperti:
- “Segala sesuatu yang buruk hanya terjadi padaku.”
- “Aku tidak bisa berbuat apa-apa, jadi untuk apa mencoba?”
- “Aku pantas menerima segala hal buruk ini.”
- “Tidak ada orang yang peduli padaku.”
Baca juga: 7 Rutinitas Self-Care yang Mudah Dilakukan di Rumah
Penyebab Playing Victim
Ada berbagai faktor yang dapat memicu seseorang mengembangkan mentalitas playing victim. Berikut adalah beberapa penyebab utamanya:
1. Trauma Masa Lalu
Playing victim sering kali muncul sebagai respons terhadap pengalaman traumatis di masa lalu. Hal ini mungkin menjadi cara untuk mengatasi luka emosional yang belum sembuh.
2. Pengkhianatan
Pengkhianatan berulang terhadap kepercayaan, terutama oleh orang-orang terdekat, dapat membuat seseorang merasa menjadi korban dan sulit mempercayai orang lain.
3. Kodependensi
Kodependensi adalah kondisi di mana seseorang sangat bergantung pada orang lain hingga mengabaikan kebutuhan pribadinya. Orang dengan sifat kodependen cenderung merasa bertanggung jawab atas kebutuhan orang lain dan sering kali mengorbankan diri sendiri.
4. Manipulasi
Beberapa individu dengan karakteristik playing victim menggunakan pola ini untuk menyalahkan orang lain atas masalah yang mereka timbulkan. Mereka mungkin memanipulasi orang lain untuk mendapatkan simpati, perhatian, atau dukungan.
Baca juga: Mengenal Post Concert Depression (PCD): Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Kesimpulan
Playing victim bukan sekadar pola pikir negatif, tetapi juga bisa menjadi masalah serius yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang. Dengan memahami ciri-ciri dan penyebabnya, kita dapat lebih peka terhadap perilaku ini, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Jika diperlukan, konsultasi dengan profesional kesehatan mental dapat membantu mengatasi pola pikir ini dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
- Penulis :
- Nur Nasya Dalila