Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Paul McCartney: Kreativitas Seniman Tidak Boleh Dirampas oleh AI

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Paul McCartney: Kreativitas Seniman Tidak Boleh Dirampas oleh AI
Foto: Paul McCartney (instagram.com/paulmccartney/)

Pantau - Musisi asal Inggris sekaligus bassist band legendaris The Beatles, Paul McCartney, menyuarakan penolakannya terhadap rencana perubahan undang-undang hak cipta di Inggris yang memungkinkan perusahaan teknologi menggunakan karya kreator untuk melatih model kecerdasan buatan (AI). Menurut laporan Billboard, pemerintah Inggris sedang mempertimbangkan kebijakan di mana perusahaan teknologi dapat memanfaatkan karya kreator untuk pelatihan AI, kecuali kreator secara khusus memilih untuk tidak terlibat.

Dalam wawancara dengan BBC yang ditayangkan pada Minggu (26/1), mantan anggota The Beatles yang kini berusia 82 tahun itu memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat "merampas" hak seniman dan mengancam keberlanjutan kreativitas. "Ada generasi muda yang menciptakan lagu-lagu indah, tetapi mereka bisa kehilangan hak atas karya mereka. Siapa pun dapat mengambilnya," ujar McCartney. Ia juga menambahkan, "Uang hasil karya itu pasti mengalir ke suatu tempat. Jadi, mengapa bukan kepada orang yang menciptakan lagu seperti 'Yesterday'?"

Baca juga: Ternyata Ini Alasan Paul McCartney Menolak Nyanyikan Lagu “Imagine” Milik John Lennon

Pemerintah Inggris, di bawah kepemimpinan Partai Buruh, menyatakan ambisi mereka untuk menjadikan negara itu sebagai pemimpin global dalam bidang AI. Berdasarkan laporan Associated Press, pada Desember 2024 pemerintah mengadakan konsultasi untuk mengeksplorasi bagaimana aturan hak cipta dapat memberikan kendali lebih besar kepada kreator dan pemegang hak, sambil tetap mempermudah pengembang AI dalam mengakses konten kreatif berkualitas tinggi.

McCartney menekankan pentingnya perlindungan bagi para seniman. "Kami adalah rakyat, dan Anda adalah pemerintah. Tugas Anda adalah melindungi kami," tegasnya. "Jika Anda ingin membuat undang-undang baru, pastikan undang-undang tersebut melindungi para kreator dan seniman, atau Anda akan kehilangan mereka."

Seiring meningkatnya penggunaan AI dalam industri hiburan dan kehidupan sehari-hari, perdebatan mengenai dampaknya terus berkembang. Pada April 2024, lebih dari 200 musisi, termasuk Billie Eilish, Pearl Jam, dan Nicki Minaj, menandatangani surat terbuka yang ditujukan kepada perusahaan teknologi, penyedia layanan digital, dan pengembang AI. Surat tersebut mengecam penggunaan AI yang dianggap tidak bertanggung jawab dan menyebutnya sebagai "ancaman terhadap kreativitas manusia" yang perlu dihentikan.

Baca juga: Paul McCartney Bakal Hadir di Album Terbaru The Rolling Stones

Penulis :
Latisha Asharani