
Pantau - Intermittent fasting (IF) merupakan metode pola makan yang semakin populer karena berbagai manfaatnya bagi kesehatan. Metode ini bukan sekadar diet biasa, tetapi lebih kepada pengaturan waktu makan dan puasa dalam periode tertentu.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat memberikan dampak positif bagi tubuh, mulai dari penurunan berat badan hingga peningkatan fungsi otak.
Dilansir Antara, Rabu (5/3/2025), berikut ini adalah lima manfaat intermittent fasting serta bagaimana cara menjalankannya dengan benar.
Manfaat intermittent fasting untuk kesehatan
1. Membantu penurunan berat badan
Salah satu alasan utama banyak orang menerapkan intermittent fasting adalah untuk menurunkan berat badan. Dengan membatasi jendela waktu makan, seseorang cenderung mengurangi asupan kalori secara alami. Selain itu, saat berpuasa, tubuh akan beralih ke mode pembakaran lemak sebagai sumber energi utama, yang membantu dalam proses penurunan berat badan secara efektif.
Baca juga: Intermittent Fasting, Pola Makan yang Bisa Bantu Detoks dan Kontrol Berat Badan
2. Meningkatkan sensitivitas insulin
Intermittent fasting terbukti dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang sangat bermanfaat bagi individu dengan prediabetes atau diabetes tipe 2. Dengan meningkatnya sensitivitas insulin, tubuh lebih efisien dalam mengatur kadar gula darah, sehingga dapat mengurangi risiko lonjakan gula darah yang berbahaya.
3. Meningkatkan kesehatan jantung
Beberapa studi menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat membantu menurunkan faktor risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol jahat (LDL), serta peradangan dalam tubuh. Dengan pola makan yang lebih teratur dan seimbang, kesehatan jantung dapat terjaga lebih baik.
4. Meningkatkan fungsi otak dan mencegah penyakit neurodegeneratif
Intermittent fasting diketahui dapat merangsang produksi brain-derived neurotrophic factor (BDNF), yaitu protein yang mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel-sel otak. Hal ini berkontribusi pada peningkatan kognitif dan dapat membantu melindungi otak dari risiko penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson.
5. Mengurangi Risiko Kanker
Meskipun penelitian pada manusia masih dalam tahap awal, beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat membantu menghambat pertumbuhan sel kanker. Hal ini diduga berkaitan dengan penurunan stres oksidatif dan peradangan dalam tubuh.
Baca juga: Intermittent Fasting untuk Pemula: Tips dan Trik Menerapkan Diet Puasa yang Efektif
Metode Intermittent Fasting yang Populer
Ada beberapa metode intermittent fasting yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan masing-masing individu:
- Metode 16/8: Berpuasa selama 16 jam dan makan dalam jendela waktu 8 jam.
- Puasa 5:2: Makan secara normal selama lima hari dalam seminggu dan membatasi asupan kalori sekitar 500-600 kalori pada dua hari non-konsekutif.
- Eat-stop-eat: Berpuasa selama 24 jam sekali atau dua kali dalam seminggu.
- One meal a day (OMAD): Hanya makan satu kali dalam sehari.
- Alternate day fasting: Berpuasa selama 36 jam dan makan normal setelahnya.
- Warrior diet: Berpuasa selama 20 jam dan makan dalam jendela waktu 4 jam.
Baca juga: Sering Disepelekan, Ini Penyebab Lemak Menumpuk di Perut Bawah
Tips sukses dalam menjalani intermittent fasting
- Mulai dengan metode 16/8 untuk pemula agar tubuh dapat beradaptasi dengan pola puasa.
- Menjaga hidrasi tubuh dengan banyak minum air putih atau minuman bebas kalori seperti teh dan kopi tanpa gula.
- Mengonsumsi makanan yang mengenyangkan, seperti buah dan sayuran tinggi serat untuk mengurangi rasa lapar saat berpuasa.
- Menggunakan bumbu alami dalam masakan agar tetap mendapatkan cita rasa tanpa tambahan kalori yang berlebihan.
- Memilih makanan padat gizi agar tubuh tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
- Mengelola stres dan tetap santai agar tubuh tidak mengalami stres akibat perubahan pola makan.
- Penulis :
- Nur Nasya Dalila