Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Perdana Menteri Australia: Natal Tahun Ini Akan Dihiasi Duka Pasca Serangan Teror di Pantai Bondi

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Perdana Menteri Australia: Natal Tahun Ini Akan Dihiasi Duka Pasca Serangan Teror di Pantai Bondi
Foto: (Sumber: Orang-orang berkumpul di Pantai Bondi untuk upacara peringatan guna menghormati para korban serangan teror mematikan seminggu sebelumnya di Sydney, Australia, 21 Desember 2025. ANTARA/Xinhua/Ma Ping.)

Pantau - Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, pada Selasa mengungkapkan bahwa periode Natal tahun ini akan diwarnai oleh duka dan kesedihan setelah serangan teror mematikan yang terjadi di Pantai Bondi, Sydney, pada 14 Desember. Serangan ini menewaskan 15 orang dan menargetkan festival Yahudi di pantai tersebut.

Serangan Antisemit dan Dampaknya terhadap Masyarakat Australia

Albanese mengungkapkan bahwa insiden penembakan ini merupakan serangan antisemit terhadap komunitas Yahudi, yang sekaligus merupakan serangan terhadap nilai-nilai dan masyarakat Australia. Ia menyatakan bahwa periode Natal tahun ini akan terasa sangat berbeda bagi banyak orang, mengingat kejadian tragis tersebut.

"Serangan ini telah meninggalkan duka yang mendalam bagi seluruh negeri, dan masa perayaan yang biasanya dipenuhi dengan kebersamaan dan sukacita, kini diwarnai dengan kesedihan," kata Albanese.

Tanggapan Positif dan Keberanian Masyarakat Australia

Namun, dalam beberapa pekan setelah serangan tersebut, Albanese menyoroti sisi terbaik dari karakter dan semangat bangsa Australia. Ia memuji keberanian, kebaikan, dan belas kasih yang telah ditunjukkan oleh masyarakat Australia dalam menghadapi tragedi ini.

"Walaupun ini adalah masa yang sulit, kita telah melihat bagaimana bangsa Australia bersatu, menunjukkan kekuatan dan semangat kebersamaan yang luar biasa," ujar Albanese.

Reformasi Senjata Api untuk Mencegah Insiden Serupa

Bersama dengan Menteri Dalam Negeri Australia, Tony Burke, Albanese juga mengumumkan bahwa pemerintah federal telah mulai menyusun rancangan undang-undang untuk memperketat kontrol senjata api di negara tersebut. Rancangan ini direncanakan akan diajukan ke parlemen pada 2026.

Burke menjelaskan bahwa paket reformasi senjata api ini akan mencakup program pembelian kembali senjata api nasional (buyback) yang diumumkan oleh Albanese pada Jumat, 19 Desember lalu. Selain itu, pemerintah juga sedang mempercepat pembentukan daftar senjata api nasional dan basis data kejahatan bermotif kebencian, yang akan menyediakan informasi yang lebih baik bagi masyarakat dan otoritas yang bertanggung jawab dalam penerbitan izin kepemilikan senjata api.

"Reformasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa senjata api yang ada di masyarakat dapat dikelola dengan lebih baik dan untuk mencegah terjadinya kekerasan yang lebih besar," kata Burke.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti