Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

5 Cara Menghadapi Rekan Kerja Toxic

Oleh Nur Nasya Dalila
SHARE   :

5 Cara Menghadapi Rekan Kerja Toxic
Foto: ilustrasi rekan kerja toxic. (Freepik)

Pantau - Lingkungan kerja yang sehat dan harmonis sangat penting untuk menunjang produktivitas serta kesejahteraan karyawan. Namun, tidak semua tempat kerja memiliki atmosfer yang ideal. Salah satu tantangan terbesar yang bisa dihadapi adalah keberadaan rekan kerja toxic. Mereka bisa menciptakan suasana kerja yang penuh tekanan, mengganggu fokus, serta menurunkan semangat dalam bekerja.

Rekan kerja toxic bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari mereka yang suka bergosip, menjatuhkan orang lain, bersikap manipulatif, hingga tidak menghargai kerja tim. Jika tidak diatasi dengan baik, interaksi dengan mereka bisa berdampak negatif pada kinerja dan kesehatan mental kamu. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara efektif menghadapi situasi ini agar tetap bisa bekerja dengan nyaman dan profesional.

Berikut adalah lima cara menghadapi rekan kerja toxic yang bisa kamu terapkan:

1. Tetapkan Batasan Profesional

Membatasi interaksi dengan rekan kerja toxic dapat membantu menjaga kesehatan mental. Hindari pembicaraan pribadi dan fokus pada komunikasi yang bersifat profesional. Dengan demikian, dampak negatif yang mereka timbulkan bisa diminimalkan.

Contoh: Jika ada rekan kerja yang sering mengajak mengobrol tentang gosip kantor, cobalah mengalihkan pembicaraan ke topik pekerjaan atau dengan sopan mengatakan bahwa kamu sedang sibuk menyelesaikan tugas.

Baca juga: 7 Tanda Kamu Mungkin Bersikap Toxic terhadap Diri Sendiri

2. Catat Setiap Interaksi

Jika perilaku toxic terus berlanjut, dokumentasikan setiap interaksi yang bermasalah. Simpan bukti berupa email, pesan, atau catatan kejadian yang relevan. Dokumentasi ini akan berguna jika masalah perlu dilaporkan ke atasan atau bagian sumber daya manusia (HRD).

Contoh: Jika seorang rekan kerja terus mengkritik tanpa alasan jelas atau menyebarkan informasi yang salah tentang kamu, simpan tangkapan layar pesan atau catat kejadian yang terjadi untuk bukti di kemudian hari.

3. Cari Dukungan dari Rekan Kerja

Membangun jaringan kerja yang positif dapat membantu menghadapi tekanan dari rekan kerja toxic. Berbagi pengalaman dengan kolega yang dapat dipercaya memberikan dukungan emosional dan solusi yang lebih baik dalam menangani situasi sulit.

Contoh: Jika kamu merasa tertekan oleh sikap seorang rekan kerja, coba diskusikan dengan rekan lain yang bisa dipercaya. Bisa jadi mereka memiliki pengalaman serupa dan dapat memberikan saran atau membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif.

Baca juga: 7 Cara Menghadapi Orang Toxic dengan Efektif

4. Fokus pada Kinerja

Menjaga profesionalisme dan tetap fokus pada pekerjaan adalah langkah terbaik untuk menghindari pengaruh buruk. Dengan menunjukkan dedikasi dan kinerja yang baik, kamu dapat membuktikan nilai diri di tempat kerja tanpa terpengaruh oleh lingkungan negatif.

Contoh: Jika rekan kerja toxic mencoba memprovokasi atau menghambat pekerjaan kamu, tetaplah fokus pada tugas dan target yang telah ditetapkan. Dengan hasil kerja yang baik, kamu bisa membuktikan profesionalisme tanpa perlu terlibat dalam konflik yang tidak perlu.

5. Laporkan Jika Diperlukan

Jika perilaku rekan kerja toxic sudah mengganggu kinerja atau kesehatan mental, segera laporkan ke atasan atau HRD. Gunakan dokumentasi yang telah dikumpulkan sebagai bukti pendukung. Perusahaan umumnya memiliki kebijakan untuk menangani masalah ini guna menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik.

Contoh: Jika seorang rekan kerja terus melecehkan atau menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat meskipun telah diingatkan, ajukan laporan resmi dengan bukti yang jelas kepada HRD agar tindakan lebih lanjut dapat diambil.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Toxic Positivity hingga Dampaknya bagi Kesehatan Mental

Kesimpulan

Menghadapi rekan kerja toxic memerlukan strategi yang tepat agar tidak berdampak negatif pada produktivitas dan kesejahteraan kamu. Dengan menetapkan batasan, mencatat interaksi, mencari dukungan, tetap fokus pada pekerjaan, serta melaporkan jika diperlukan, kamu dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan nyaman. Menerapkan langkah-langkah ini membantu kamu tetap profesional dan menjaga kualitas kerja secara optimal.

Penulis :
Nur Nasya Dalila