
Pantau.com - 'Anak gadis jangan tua-tua menikah, enggak bagus'. Pernah mendapat anjuran itu dari orang tua atau kakek nenekmu?. Kalau iya, coba untuk tidak menyepelekannya karena anjuran itu tepat dengan teori medis dibaliknya loh.
Baca juga: Apa Jadinya Dunia Jika Bisa Memilih Jenis Kelamin Lewat Program Bayi Tabung?
Dimana semakin bertambah usia perempuan, persediaan sel telur akan semakin berkurang setiap bulannya saat periode menstruasi. Bahkan, Dokter Kandungan Beeleonie, BMedSc, SpOG menyebut sebanyak 1000 sel terus terbuang sia-sia saat wanita haid.
"Jadi waktu kita lahir, kurang lebih kita membawa 700 ribu sel telur, sel telur ini akan terus menerus menurun jumlahnya dan juga kuantitasnya seiring dengan kualitasnya," ujar Dokter Bee dalam Seminar Media SMART-IVF 'Penanganan Gangguan Kesuburan Indonesia' di Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (18/12/2018)
Ratusan ribu sel telur itu akan terus berkurang kualitas jika terlampau sering terpapar pola hidup yang buruk seperti perokok atau perokok pasif, nutrisi dari asupan makanan yang terlampau berlemak jenuh, tapi untungnya makanan berlemak tidak jenuh aman dikonsumsi.
Jadi jangan aneh, saat di usia diatas 30-an seorang wanita dimungkinkan akan sulit mempunyai anak. Meski masih memiliki sel telur, tapi kualitasnya tidak sebaik saat ia muda dulu.
Karena keterbatasan jumlah sel telur itulah yang akhirnya, membuat waktu dan usia menopuse bisa diukur, berkisar 49 hingga 51 tahun, dimana sel telur sudah habis dan tidak lagi bisa luruh dalam bentuk menstruasi.
Eits, bukan berarti bagi perempuan yang haidnya tidak lancar dan tidak rutin akan menghemat jumlah sel telur yang terbuang sia-sia. Anggapan salah, karena sel telur akan tetap berkurang, tapi bukan berarti melalui periode menstruasi, karena sel telur pada periode itu gagal matang, rusak atau mati dan sering dikenal dengan istilah degenerasi atau atresia.
Baca juga: Mah, Pah.. Tiru Yuk! 5 Cara Mudah Atasi Anak Tantrum
"Contohnya, di satu sekolah ada 300 ribu siswa, nah setiap tahunnya siswa itu naik kelas 200. Tapi pada tahun tertentu tidak ada satupun yang naik kelas, karena 200 siswa itu drop out (D.O) atau dikeluarkan, jadi tetap berkurang siswanya," ungkap Bee beranalogi.
- Penulis :
- Gilang