Pantau - Kombinasi antara polusi udara dan perubahan cuaca ekstrem dinilai dapat memberi tekanan besar pada tubuh serta mengganggu fungsi sistem fisiologis, terutama sistem pernapasan dan kekebalan tubuh.
Dokter Paru Sarankan Masker N95 dan Udara Ruangan Bersih
Dokter spesialis paru dr. Swapnil Mehta dari Rumah Sakit Dr LH Hiranandani, Mumbai, India menyarankan penggunaan masker N95 atau setara saat berada di luar ruangan, khususnya saat tingkat polusi tinggi.
"Masker kain atau bedah hanya memberikan perlindungan minimal terhadap partikel halus (PM2.5) yang bisa masuk ke paru-paru dan aliran darah," ungkapnya.
Ia juga menganjurkan menjaga kualitas udara di dalam ruangan dengan menggunakan air purifier, menutup jendela saat jam puncak polusi, serta menghindari merokok dan pembakaran dupa berlebihan.
Tanaman seperti areca palm dan peace lily dapat dimanfaatkan sebagai penyaring udara alami di dalam rumah.
Jaga Pernapasan dan Imunitas di Tengah Cuaca Tak Menentu
Swapnil menyarankan perawatan saluran pernapasan seperti inhalasi uap, mencuci hidung dengan larutan salin, dan menjaga kecukupan cairan tubuh.
Asupan makanan tinggi antioksidan seperti amla dan jeruk, serta sumber omega-3 seperti biji rami dan kenari, penting untuk menjaga kesehatan paru-paru.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga daya tahan tubuh di tengah fluktuasi suhu, dengan cara tidur cukup, rutin berolahraga, dan mengonsumsi minuman hangat seperti susu kunyit atau teh herbal.
"Sebisa mungkin hindari perubahan suhu ekstrem secara tiba-tiba, misalnya berpindah langsung dari ruangan ber-AC ke udara luar," jelasnya.
Swapnil mengingatkan agar segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami batuk berkepanjangan, sesak napas, mengi, atau nyeri dada, terutama bagi anak-anak, lansia, dan penderita penyakit paru atau jantung.
Langkah perlindungan seperti penggunaan masker, menjaga udara bersih di dalam ruangan, dan meningkatkan imunitas sangat penting untuk menghadapi kondisi udara yang memburuk serta cuaca yang tidak menentu.
- Penulis :
- Gerry Eka
