
Pantau - Andropause atau penurunan hormon testosteron pada pria dipandang sebagai fase yang kerap terabaikan meski berdampak signifikan terhadap emosi, energi, dan kualitas hubungan.
Gejala dan Dampak Emosional
Andropause dijelaskan dalam laporan Hindustan Times sebagai kondisi yang muncul seiring menurunnya kadar testosteron pada pria seiring bertambahnya usia.
Banyak pandangan sosial mengenai maskulinitas membuat sebagian pria mengaitkan kekuatan dengan kestabilan emosi, produktivitas, dan kemampuan mengendalikan diri.
Perubahan internal yang muncul selama andropause kerap dianggap sebagai kegagalan pribadi sehingga menimbulkan rasa malu dan penarikan diri secara emosional.
Andropause biasanya dimulai dengan perubahan halus pada suasana hati, energi, dan motivasi yang kemudian memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Gejalanya juga meliputi penurunan energi fisik, kebutuhan waktu pemulihan lebih lama, rasa lelah berkepanjangan, serta kondisi bangun tidur tanpa merasa segar.
Selain itu, penurunan gairah seks dapat terjadi bukan hanya akibat stres atau penuaan, tetapi juga perubahan biologis di dalam tubuh.
Peningkatan kepekaan emosional dapat memicu suasana hati yang tidak stabil, munculnya rasa frustrasi, mudah tersinggung, atau perasaan sedih secara tiba-tiba.
Beberapa pria cenderung menarik diri alih-alih membicarakan perasaan tersebut sehingga menciptakan jarak emosional dalam hubungan.
Kesulitan mengekspresikan kerentanan dapat menimbulkan kesalahpahaman ketika pasangan menilai perubahan suasana hati sebagai hilangnya minat atau rasa sayang.
Pengaruh Terhadap Hubungan dan Upaya Penanganan
Penurunan testosteron sering membuat pria meragukan dirinya sendiri, mempertanyakan daya tarik, kemampuan, serta harga diri yang kemudian memengaruhi hubungan intim, pekerjaan, dan kepercayaan diri.
Masa andropause juga dapat mendorong pria merenungkan kembali perjalanan hidupnya, memikirkan mimpi yang belum tercapai, dan berjuang mempertahankan identitas diri.
Penarikan diri secara emosional dapat merusak hubungan bila tidak dipahami sebagai bagian dari perubahan hormonal.
Dukungan terhadap pria yang mengalami andropause disarankan diberikan melalui ruang untuk membicarakan perasaan, pengelolaan stres, dan pemaknaan ulang konsep maskulinitas.
Peran pasangan dinilai penting untuk memahami perubahan yang terjadi, membangun komunikasi lebih lembut, dan bekerja sama menjaga keharmonisan hubungan.
Dukungan emosional yang tepat dapat membantu masa sulit andropause menjadi peluang pertumbuhan dan mempererat kedekatan.
Selain dukungan emosional, langkah medis melalui perubahan gaya hidup, peningkatan kualitas tidur, dan aktivitas fisik turut direkomendasikan untuk mengelola gejala.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







