Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Telaah Natal 2025: Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga di Tengah Krisis Sosial dan Ekologis

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Telaah Natal 2025: Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga di Tengah Krisis Sosial dan Ekologis
Foto: (Sumber: Ilustrasi. Seorang anak korban banjir bandang dan longsor mengikuti ibadah Natal di lokasi pengungsian di Hutanabolon, Kecamatan Tukka,Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Kamis (25/12/2025). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/sgd.)

Pantau - Tema Natal 2025 yang diangkat bersama oleh KWI dan PGI, “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” (Matius 1:21–24), menjadi refleksi mendalam atas tantangan nyata yang dihadapi keluarga masa kini.

Dalam tulisan telaah oleh Pormadi Simbolon yang dimuat ANTARA pada 25 Desember 2025, ditegaskan bahwa kehadiran Allah bukan hanya untuk keselamatan rohani, tetapi juga untuk memulihkan kondisi keluarga di tengah tekanan sosial, ekonomi, dan ekologis.

Keluarga dalam Krisis dan Tanggung Jawab Bersama

Berbagai krisis yang dihadapi keluarga saat ini, seperti judi online, pinjaman digital ilegal, perceraian, hingga bencana ekologis, menjadi peringatan akan rapuhnya fondasi rumah tangga di era modern.

Natal bukan sekadar perayaan simbolik, melainkan kritik terhadap sistem sosial yang gagal melindungi keluarga, sekaligus menjadi harapan bahwa kehadiran Allah sanggup memulihkan.

Dalam iman Kristiani, keluarga disebut sebagai ecclesia domestica — Gereja rumah tangga — tempat pertama kehadiran kasih Allah dinyatakan.

Yesus sendiri lahir dalam keluarga miskin dan pengungsi, menunjukkan bahwa karya keselamatan Allah dimulai dari realitas keluarga yang rentan.

Peran Gereja dan Negara Selamatkan Keluarga

Gereja didorong untuk tidak hanya memberi nasihat moral, tetapi mendampingi keluarga dengan empati dan kasih di tengah luka-luka sosial.

Paus Yohanes Paulus II dan Paus Fransiskus menyerukan agar gereja hadir secara nyata, tidak menuntut kesempurnaan, melainkan menjadi sahabat bagi keluarga yang terluka.

Di sisi lain, negara dan para pembuat kebijakan juga memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi keluarga, antara lain:

Memberantas judi online dan pinjaman ilegal

Mendorong literasi digital

Melakukan reformasi ekologis

Merancang kebijakan publik yang berpihak pada ketahanan keluarga

Dari Krisis Ekologis ke Aksi Sosial Natal

Mengacu pada ensiklik Laudato Si’, Paus Fransiskus menyebut keluarga miskin sebagai pihak paling terdampak krisis lingkungan.

Maka, menyelamatkan keluarga juga berarti menyelamatkan lingkungan hidup mereka.

Perayaan Natal yang bermakna harus terwujud dalam aksi nyata, seperti kegiatan sosial, pemberian beasiswa, bantuan untuk korban bencana, dan melibatkan komunitas rentan dalam momen Natal Nasional.

Natal sebagai Momentum Pemulihan Relasi dan Harapan

Telaah ini menyimpulkan bahwa Allah hadir untuk menyelamatkan keluarga — secara spiritual, sosial, dan ekologis.

Natal 2025 harus menjadi kesempatan untuk memperkuat relasi antaranggota keluarga, menumbuhkan solidaritas, dan menghidupi kasih Tuhan dalam tindakan nyata demi masa depan keluarga yang lebih adil dan sejahtera.

Penulis :
Gerry Eka