
Pantau.com - Gagal jantung menjadi salah satu penyakit paling mematikan, karena itu untuk pertama kalinya di Indonesia telah dijalankan praktik pemasangan Cardiac Resynchronization Therapy Pacemaker (CRT) di RS Columbia Asia, Pulo Gadung, Jakata Timur.
Baca juga: Duh Deg-degan Nih, Efek Sedang Jatuh Cinta atau Penyakit Jantung Ya?
"Pada prinsipnya tatalaksana gagal jantung dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup (improve quality of life) dan perpanjangan masa usia hidup (Improve survival). Tatalaksana jantung yang biasanya dilakukan dengan pengobatan, namun di beberapa kasus pengobatan tidak cukup maka dilakukan tatalaksana lain yaitu CRT," ujar Dr. Sunu Budhi Raharjo, PhD, SpJP(K) di RS Columbia Asia, Jakarta Timur.
Alat berukuran kecil ini dipasang dibawah kulit dengan menyambungkan selang di pembuluh darah yang akan membuat dinding-dinding jantung bergerak atau berdetak secara seirama antar bilik maupun serambinya.
"Ketika sudah dipasangkan tidak ada masalah dia bisa selama-lamanya di dalam (kulit). (Prosedur) nya tidak membuka rongga dada hanya membuka kulit dipasang di bawah kulit. Kalau dia harus di charger karena gangguan tidak akan menyebabkan kematian. Sedangkan harapan hidupnya dia akan meningkat hingga 8 tahun, setelah 10 tahun sudah periode (pemasangan) itu harus diganti generatornya tapi kalau baterainya tetap disana," jelasnya.
CRT ini direkomendasikan untuk penderita penyakit jantung stadium C dan D, dua stadium tingkat lanjut terparah dari empat kategori. Salah satu pertimbangannya pasien yang sudah menggunakan obat-obatan dan perawatan tapi tak kunjung membaik atau masih mengalami keluhan sama.
CRT di Indonesia terbagi dua yakni CRT konvensional yang hanya berdasarakan permasalahan disalah satu bilik atau serambi, namun pemakaiannya tidak bisa secara fleksibel diatur, dan tidak bisa si pasien menjalani tes MRA yang dapat menganggu regenerator.
Inovasi terbaru CRT Multipoint ini dapat seluruhnya diatur dan fleskibel ketika mengalami masalah jantung yang dialami dan dapat dikontrol serta disesuaikan, serta radiasi dari tes MRA juga tidak menghalangi kinerja CRT model terbaru ini.
Baca juga: Pesan Dokter Jantung untuk Para Caleg, Jangan Banyak Berekspektasi
Namun sayang, pengetahuan di masyarakat Indonesia belum banyak praktik CRT baru terjadi sebanyak 63 pemasangan. Sedangkan CRT Multipoint baru satu yang telah dan berhasil dipasangkan.
rn- Penulis :
- Gilang