
Pantau.com - Penyunatan atau sirkumsisi dapat mengurangi risiko terkena sindrom merapuhnya kekebalan tubuh (Acquirred Immuno Deficiency Syndrome/AIDS) hingga separuhnya, demikian menurut dua studi terbaru.
Hasil penelitian yang dilakukan di Kenya dan Uganda menunjukkan bahwa resiko laki-laki yang kulupnya dihilangkan untuk tertular AIDS melalui hubungan heteroseksual jauh lebih kecil dibandingkan laki-laki yang tidak menjalani prosedur itu.
Menurut para ahli studi yang dimulai September 2005 dan menurut rencana berakhir pada pertengahan tetapi dihentikan pada akhir 2006 karena sudah memperlihatkan hasil signifikan tersebut akan berdampak nyata terhadap upaya untuk memerangi penyakit mematikan tersebut.
Baca Juga: Infografis Misteri Terjadinya Fenomena Disunat Jin
"Temuan ini sangat penting bagi pembuat kebijakan kesehatan masyarakat yang mengembangkan serta menerapkan program pencegahan HIV komprehensif," kata Direktur the National Institute of Health di Amerika Serikat, Dr Elias Zerhouni.
Ia menjelaskan sunat pada laki-laki yang dilakukan dengan prosedur medis aman merupakan bagian dari strategi pencegahan HIV dan dapat menurunkan beban akibat HIV/AIDS, khususnya di negara-negara sub Sahara Afrika dimana menurut estimasi UNAIDS setiap tahunnya terjadi 2,8 juta kasus infeksi HIV baru.
Penelitian yang dilakukan di Kenya melibatkan 2.784 laki-laki berusia 18-24 tahun dengan HIV negatif menunjukkan bahwa risiko terpapar HIV pada laki-laki yang disunat berkurang 53 persen lebih rendah dari pada laki-laki yang tidak disunat.
Baca Juga: Sunat Perempuan Termasuk Kekerasan Terhadap Anak?
Sedangkan di Uganda, penelitian itu dilakukan pada 4.996 laki-laki berusia 15-49 tahun dan menunjukkan bahwa risiko terpapar HIV pada laki-laki yang disunat berkurang 48 persen dari pada laki-laki yang tidak disunat.
Hasil studi yang dilakukan oleh the National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), bagian dari NIH Amerika Serikat, itu serupa dengan hasil studi yang didanai Perancis di Afrika Selatan pada penelitian sebelumnya.
Berkenaan dengan hal itu, Direktur HIV/AIDS WHO Dr. Kevin De Cock, mengatakan temuan itu sangat berdampak terhadap kemajuan studi ilmiah tentang AIDS dan akan berimplikasi terhadap kebijakan penanggulangan AIDS.
- Penulis :
- Kontributor NPW