
Pantau.com - Partai Gerindra sesumbar bisa menyelesaikan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan dalam waktu tiga bulan saja. Jika Ketum partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi presiden.
Pernyataan itu sekaligus mengkritik kinerja pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai belum mampu menyelesaikan kasus Novel setelah 16 bulan berlalu.
"Kasus Novel aja 16 bulan pemerintah Jokowi enggak bisa menyelesaikan. Kalau Prabowo jadi presiden tiga bulan kasus itu selesai. Kalau tidak bisa, kita copot itu Kapolri," kata anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade dalam diskusi Kedai Kopi di kawasan Cikini, Jakarta, Kamis (26/7/2018).
Baca juga: Jumat, Novel Kembali Bertugas di KPK
Andre juga menyoroti sikap Presiden Jokowi yang tidak kunjung membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mempermudah penyelesaian kasus Novel. Padahal, lanjutnya, KPK juga sejumlah ormas anti korupsi telah beberapa kali mendesak pemerintah untuk membentuk TGPF.
"Presiden harus melakukan langkah konkrit bukan pencitraan. Kalau memang konsen pada pemberantasan korupsi harusnya kasih deadline sampai kapan," ucapnya.
Baca juga: Jika Demokrat Gabung Koalisi, PKS Tambah Yakin 2019 Ganti Presiden
Pernyataan itu pun disanggah oleh kader PDIP, partai pendukung pemerintah, Masinton Pasaribu yang juga hadir pada diskusi tersebut. Anggota Komisi III DPR itu mengatakan negara tetap hadir pada kasus penyerangan Novel Baswedan.
"Yang diberikan negara, kalau penanganan kasus sedang berjalan. Meski pun dari sisi penegakan hukum greget, tapi ya memang begitu saya tidak mau berprasangka buruk dengan aparat hukum," kata Masinton.
Ia menambahkan, negara juga sudah ikut hadir menangani kasus Novel dengan membantu biaya pengobatan matanya selama perawatan di Singapura. Masinton menyebut biaya pengobatan Novel mencapai Rp 4 miliar. "(uang) Itu pos resmi dari kepresidenan. Artinya itu sudah diberikan negara kepada novel secara maksimal," tambahnya.
- Penulis :
- Dera Endah Nirani