billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Masjid 'Taj Mahal Indonesia' Lahir dari Seorang Mualaf untuk Jaga Toleransi Umat Beragama

Oleh Desi Wahyuni
SHARE   :

Masjid 'Taj Mahal Indonesia' Lahir dari Seorang Mualaf untuk Jaga Toleransi Umat Beragama

Pantau.com - Taj Mahal Indonesia, mungkin itu julukan yang tepat untuk Masjid Ramlie Musofa. Masjid yang berada di Jakarta Utara ini, terkenal dengan arsitekturnya yang didominasi warna putih, warna yang mirip dengan Taj Mahal, bangunan bersejarah di India.

Masjid  yang berhadapan dengan Danau Sunter ini, bisa jadi referensi tempat wisata religi sambil ngabuburit menunggu waktu buka puasa. Pendirinya, seorang mualaf Haji Ramli Rasidin mengatakan, ia membangun masjid ini dengan filosofi yang terinspirasi dari keindahan Taj Mahal.

Taj Mahal yang merupakan lambang cinta dari seorang raja terhadap istrinya.

"Konsepnya, kita memang mengikuti Taj Mahal. Makanya sama persis dari luar. Dari Taj Mahal, diambil filosofinya," cerita Sofian Rasidin, anak Haji Ramli Rasidin.

Masjid ini, dibangun oleh Ramli yang merupakan seorang mualaf. Diharapkan, dengan masjid ini bisa menjadi sebuah pembuktian cinta sang pemilik kepada Allah, kepada agama Islam, dan juga kepada keluarganya.

"Taj Mahal itu lambang cinta seorang raja terhadap istrinya. Pendiri pun, almarhum berharap masjid ini sebagai lambang cinta," imbuh dia.


Nama Ramlie Musofa juga diambil dari singkatan nama sang pemilik yakni Ramli, istrinya Lie, dan anak-anaknya yaitu Muhammad, Sofian, dan Fabian. Masjid ini diresmikan pada tahun 2016, kemegahan masjid sudah mulai terlihat dari bagian luarnya. Bangunannya berwarna putih dan tinggi. Pada bagian atas di bawah kubah, terlihat tulisan berwarna emas dengan dua bahasa, berbahasa mandarin, dan di bawahnya bahasa Indonesia.

Menariknya, begitu mulai masuk ke area masjid, Anda akan disambut dengan tulisan kaligrafi ayat-ayat Alquran di dinding-dinding bagian depan.

Tepat di dinding dekat gerbang masuk, ada tulisan surat Al Qariah. Sementara di dinding tangga arah masuk ke pintu utama masjid, tertulis surat Al Fatihah.

Kaligrafi tersebut juga dilengkapi dengan terjemahan bahasa Indonesia dan bahasa mandarin.

"Bahasa itu, dari pengalaman kita pribadi sebagai mualaf. Kebanyakan, kalau kita ke masjid itu kebanyakan cuma ada bahasa Arab," ungkap Sofian.

"Kalau kita mau belajar Islam, kita gak paham bahasa Arab. Makanya dulu almarhum bilang 'ya sudah, kita kasih bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin dengan harapan bila ada orang Indonesia, non-Muslim yang datang, mereka bisa tau kalau Islam itu ajarkan kebaikan. Kita ingin tampilkan Islam yang toleransi," kata Sofian.

Penulisan ayat suci Alquran dalam 3 bahasa, menjadi simbol toleransi dari masjid Ramlie Musofa.

Diharapkan, dengan adanya terjemahan berbahasa Indonesia dan Mandarin tersebut, umat yang datang ke sini bisa lebih memahami tentang ajaran-ajaran Islam. Begitu naik ke bagian atas, ada sebuah beduk terpajang di sebelah kanan pelataran masjid.

Pilar-pilar tinggi di bagian dalam masjid serta kaca dengan aksen kaligrafi pada bagian kubah, juga menambah keindahan sekaligus kemewahan Masjid Ramlie Musofa.

Masjid ini juga dilengkapi dengan fasilitas yang ramah disabilitas lho. Di antaranya seperti toilet disabilitas, tempat wudhu yang dilengkapi dudukan, hingga lift. Tak hanya untuk sekedar ibadah saja, Masjid Ramlie Musofa juga terbuka untuk wisata religi.

Di dalamnya pengunjung bisa sekaligus menikmati keindahan tiap sudut masjid. Jadi tunggu apalagi, yuk ngabuburit ke masjid bersejarah. 

Penulis :
Desi Wahyuni