Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Cikal Bakal Kisruh Cak Imin dengan Yenny Wahid

Oleh Desi Wahyuni
SHARE   :

Cikal Bakal Kisruh Cak Imin dengan Yenny Wahid
Pantau - Kisruh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sepertinya kembali berseteru dengan Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid.

Jika diingat, konflik keduanya terentang sudah lebih dari satu dekade. Pantau.com akan mengulas sedikit cikal bakal politisi 'hijau' ini tidak kompak.

Awal mulanya ketika Yenny anak dari eks Presiden Aburrahman Wahid alias Gus Dur meminta agar Cak Imin tidak memaksa untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Dia menilai egosentris Cak Imin bisa merugikan warga Nahdlatul Ulama (NU) atau pun PKB.

"Kita mengimbau politisi yang surveinya tidak terlalu ngangkat jangan terlalu ngotot (maju Pilpres), yang paling utama Ketua Umum PKB itu tidak boleh kemudian mengambil posisi berseberangan dengan NU, kasihan umat di bawah," kata Yenny."Itu tentunya dapat merugikan konstituen baik NU maupun PKB, orang NU yang ada di PKB." ujar Yenny.
Komentar Yenny ini langsung dibalas oleh Cak Imin. Melalui media sosial twitter, Muhaimin meminta Yenny silahkan mengurus partai yang pernah dibuatnya, Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia (PKBI).

"Yeni itu bukan PKB, bikin partai sendiri aja gagal lolos, beberapa kali pemilu nyerang PKB gak ngaruh, PKB malah naik terus suaranya, jadi ngapain ikut-ikut ngatur PKB, hidupin aja partaimu yang gagal itu. PKB sudah aman nyaman kok.." cuit Muhaimin.

Aksi saling balas pun terjadi. Yenny pun membalas cuitan itu dengan menyindir Cak Imin sebagai orang yang merebut PKB dari ayahnya, Gus Dur.

"Hahaha inggih Cak. Tapi ndak usah baper to Cak. Dan memang benar, saya bukan PKB Cak Imin. Saya kan PKB Gus Dur. Cak Imin juga belum tentu lho bisa bikin partai sendiri... kan bisanya mengambil partai punya orang lain. Peace, Cak," cuit Yenny melalui akun Twitter-nya.

Konflik keduanya memang sudah terjadi sejak lama. Yenny dan Cak Imin beberapa kali saling klaim sebagai PKB yang asli. Muhaimin mengaku sebagai satu-satunya pemimpin PKB yang sah.

Sedangkan Yenny mengatakan dirinya merupakan PKB yang sesungguhnya yaitu partai yang didirikan Gus Dur pada 23 Juli 1998.

Gus Dur Pecat Muhaimin

Konflik bermula pada tahun 2008. Saat itu Muhaimin yang menjabat sebagai Ketua Umum PKB yang hasil Muktamar Semarang 2005 dilengserkan oleh Gus Dur yang menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro PKB.

Gus Dur memecat Cak Imin karena dinilai kerap mendekati istana atau pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sementara PKB merupakan partai oposisi.

Kedua kubu pun menggelar Muktamar Luar Biasa. Kubu Gus Dur menggelar Muktamar di Parung, Bogor pada 30 April sampai 1 Mei 2008.

Pada 2 Mei 2008, Cak Imin memimpin muktamar di Hotel Mercure Ancol dan memutuskan dirinya kembali menjadi pemimpin PKB.

Muktamar kubu Muhaimin itu juga mendepak Yenny Wahid yang saat itu menjabat Sekretaris Jenderal PKB. Gus Dur juga ikut dikeluarkan dan digantikan oleh KH Aziz Mansyur.

Kubu Gus Dur lantas menggugat kubu Muhaimin ke pengadilan karena dianggap melanggar Anggaran Dasar / Anggran Rumah Tangga PKB. Akan tetapi pengadilan memenangkan kubu Muhaimin.

Walaupun dinyatakan kalah, Yenny terus menyuarakan PKB Gusdur sebagai yang PKB yang sah. Dia pun sempat menggelar Muktamar ke-III PKB di Gor Kertajaya, Surabaya, pada 26 Desember 2010.

"PKB kita meski bukan yang diakui, tapi merupakan PKB yang asli," kata Yenny ketika memberikan sambutan dalam acara pembukaan Muktamar itu.

Dalam Muktamar ke-III itu Yenny mengakui, belum mampu mengembalikan PKB kubu Gus Dur sebagai partai yang diakui secara administrasi. Namun menurutnya Muktamar itu merupakan upaya tertib organisasi, hasil Muktamar II Semarang pada 2005

"Muktamar ini semata untuk membangun kembali rumah politik Gus Dur," kata Yenny.

Yenny Wahid lantas mendirikan Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia yang kemudian berubah nama menjadi Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara (PKBN) pada 2011.

Konflik kembali terjadi lantaran Muhaimin Iskandar sempat mengirimkan surat kepada Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar. Isinya, mereka meminta Menteri Hukum dan HAM untuk tak meloloskan PKB Yenny dalam proses verifikasi partai politik untuk Pemilu 2014.

PKBN Gagal mendapatkan pengesahan dari Kemenkumham, PKBN lantas melebur ke Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) besutan Kartini Sjahrir. Persatuan kedua partai itu melahirkan dan menjadi Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB).

Sayangnya, partai ini gagal dalam verifikasi faktual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 2012 dan gagal ikut dalam Pemilu 2014.

Yenny Wahid hingga saat ini masih tercatat sebagai Ketua umum PKBIB. Bersama PKB pimpinan Cak Imin Partai itu pun masuk ke dalam daftar 76 partai politik berbadan hukum yang berhak mendaftar ke KPU untuk Pemilu 2024.

Pertemuan Yenny dengan Cak Imin di Resepsi Anak Anies Baswedan

Anak eks Presiden RI Abdurrahman Wahid alias Gusdur itu hadir dalam resepsi tersebut, begitu juga Cak Imin menghadiri resepsi pernikahan Putri Anies Baswedan, Mutiara Baswedan di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (29/7/2022). Keduanya sejak awal berbeda pandangan soal arah politik.

Yenny juga mengaku mengetahui keberadaan Cak Imin. Meski begitu, keduanya duduk di posisi yang berjauhan. Yenny lantas melontarkan candaan soal beda jalur politik.

“Saya lihat kayaknya, tapi saya nggak dekat (duduknya), jauh. Jauh mbak, beda jalurnya. Jalur kawinan maupun jalur politik beda ha-ha-ha,” ucap Yenni.

“Meja-meja juga agak jauh jauh makanya tadi nggak ketemu (Cak Imin) karena mejanya jauh,” imbuhnya.

Terpisah, konflik itu berawal ketika Yenny meminta agar Muhaimin yang akrab disapa Cak Imin tidak memaksa untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dia menilai kengototan Muhaimin bisa merugikan warga Nahdlatul Ulama atau pun PKB.

 
Penulis :
Desi Wahyuni