Pantau - Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Sumarjaya mengungkapkan, terdapat lima jenis penyakit yang muncul pascagempa di Cianjur, Jawa Barat.
"Yang pertama yakni ISPA, karena cuaca yang panas, hujan, segala macam. Yang kedua, ada gastritis, kemudian hipertensi, diare, dan diabetes," kata Jaya dalam konferensi persnya, Minggu (27/11/2022).
Meski demikian, Jaya mengklaim, tren kasus kelima penyakit tersebut mengalami penurunan. Ia mencontohkan, penyakit ISPA pada tanggal 23 November terdapat 744 kasus, tetapi menurun menjadi 600 kasus keesokan harinya.
"Alhamdullilah, sekarang ini semuanya sudah melandai, sudah menurun," ungkap Jaya.
Jaya mengatakan, pada minggu pertama pascabencana, pihaknya fokus dalam penanganan penyakit trauma, seperti patah tulang atau luka. Di minggu kedua, mereka akan mengendalikan penyakit nontrauma.
"Nontrauma apa? Ya penyakit-penyakit yang tadi kita sebutkan dan kami akan menyediakan tenaga-tenaga kesehatan. Saat ini kami sudah mengirimkan sebanyak 2.675 relawan," kata Jaya.
Selain itu, Jaya mengungkapkan, korban dampak gempa juga perlu mendapatkan layanan trauma healing atau dukungan kesehatan jiwa psikososial.
"Nah, kita akan menurunkan tim ini di tempat-tempat pengungsian mulai Senin. Satu tim itu terdiri dari lima orang. yang terdiri dari satu psikiater, dua psikolog, dua perawat jiwa," jelas Jaya.
"Yang pertama yakni ISPA, karena cuaca yang panas, hujan, segala macam. Yang kedua, ada gastritis, kemudian hipertensi, diare, dan diabetes," kata Jaya dalam konferensi persnya, Minggu (27/11/2022).
Meski demikian, Jaya mengklaim, tren kasus kelima penyakit tersebut mengalami penurunan. Ia mencontohkan, penyakit ISPA pada tanggal 23 November terdapat 744 kasus, tetapi menurun menjadi 600 kasus keesokan harinya.
"Alhamdullilah, sekarang ini semuanya sudah melandai, sudah menurun," ungkap Jaya.
Jaya mengatakan, pada minggu pertama pascabencana, pihaknya fokus dalam penanganan penyakit trauma, seperti patah tulang atau luka. Di minggu kedua, mereka akan mengendalikan penyakit nontrauma.
"Nontrauma apa? Ya penyakit-penyakit yang tadi kita sebutkan dan kami akan menyediakan tenaga-tenaga kesehatan. Saat ini kami sudah mengirimkan sebanyak 2.675 relawan," kata Jaya.
Selain itu, Jaya mengungkapkan, korban dampak gempa juga perlu mendapatkan layanan trauma healing atau dukungan kesehatan jiwa psikososial.
"Nah, kita akan menurunkan tim ini di tempat-tempat pengungsian mulai Senin. Satu tim itu terdiri dari lima orang. yang terdiri dari satu psikiater, dua psikolog, dua perawat jiwa," jelas Jaya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
